PKS Desak Kejelasan Reshuffle Kabinet Jokowi

PKS Kota Solo - Isu reshuffle cabinet jilid II menjadi bola liar di kancah perpolitikan. Hal ini menjadi pembahasan hangat tatkala Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid berkunjung ke Kota Solo, kemarin (7/11). Dia mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas dalam memberi kepastian soal reshuffle ini.
Ketegasan tersebut dinilai diperlukan untuk meminimalkan kekhawatiran publik terhadap kinerja pemerintahan. Kekhawatiran masyarakat tersebut muncul lantaran masa kerja pemerintah sudah memasuki tahun kedua. Dengan demikian, tahap tersebut pemerintah bisa lebih fokus program kerja yang telah dirancang tanpa terganggu gonjang-ganjing reshuffle.
”Pemerintah sudah harus fokus ke program kerja. Apalagi ini sudah jalan satu tahun. Namun justru sekarang malah ramai-ramai lagi soal reshuffle.Jika memang ada yang perlu diganti, harusnya dilakukan segera. Jangan dibuat menggantung seperti ini, tidak perlu kontroversional,” katanya.
Perombakan kabinet, menurut Hidayat, akan menyulitkan tugas para menteri. Mereka cenderung tidak berani mengambil keputusan-keputusan strategis lantaran masih menunggu kejelasan nasib. Hal tersebut praktis berdampak pada tersendatnya program-program pemerintah.
”Kondisi seperti ini juga menyulitkan para menteri. Pejabat eselon di bawahnya juga ikut bingung. Mau dikerjakan atau tidak. Takutnya baru setengah jalan, ternyata kebijakan berubah. Semakin cepat (kepastian reshuffle, Red) semakin banyak kemaslahatan umat,” tegas dia.
Di sisi lain, PKS kembali menegaskan tetap berada di Koalisi Merah Putih (KMP) dan tetap menjadi partai oposisi. Mereka pun tak tertarik dengan berebut jatah kursi menteri. Namun, kata Hidayat, PKS akan menjadi oposisi yang loyal terhadap pemerintah.
”Kami solid di KMP. Kami tetap konsisten di jalur oposisi yang loyal terhadap pemerintah. Selama kebijakannya pro-rakyat, tentu kami dukung. Jika membawa kemudaratan, tentu akan kami kritisi,” bebernya.
Kedatangan Hidayat Nur Wahid merupakan rangkaian sosialiasi empat pilar kebangsaan. Menurutnya, penanaman empat pilar sendiri tak melulu melalui seminar besar, tapi bisa melalui beberapa agenda lain.
”Sosialisasi itu lewat beberapa cara. Belum lama ini kami mengundang seluruh ketua OSIS untuk menyegarkan kembali pemahaman empat pilar. Ada pula cerdas cermat untuk pelajar, outbond untuk mahasiswa, dan training of trainner (TOT),” katanya. (AR)
Previous
Next Post »