Dinasnya Beda Kok Program Pelatihan Ketrampilannya Sama?

PKS Kota Solo - Legislator di DPRD Kota Solo menjumpai beberapa program pelatihan kepada masyarakat yang sama pada dinas yang berbeda dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017. Para wakil rakyat berharap pelatihan itu tepat guna dan tepat sasaran.
Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, mengatakan masih menjumpai program yang sama di beberapa dinas saat pembahasan rencana kerja anggaran (RKA) beberapa bulan lalu. Misalnya, program menjahit. Program tersebut ada di Dinas Sosial (Dinsos) sekaligus di Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian.
“Ada lagi pelatihan desain animasi dan pelatihan komputer. Di Dinas Kepemudaan dan Olah Raga ada, di Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian juga ada. Pelatihan bengkel juga dobel,” ujarnya Rabu (7/12).
Asih menurutkan, kalau pelatihan yang dilakukan sama, segmentasi peserta pelatihan harus dipastikan berbeda. Misalnya, untuk kegiatan menjahit, segmentasi yang seharusnya disasar Dinas Sosial misalnya adalah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena harus berpisah dan mandiri.
Komisi IV sudah mengklarifikasi segmentasi untuk masing-masing dinas yang menjadi counter part mereka. Dinas-dinas memastikan pelatihan itu untuk segmen yang berbeda.
“Sama teman-teman Komisi IV, pada 2017 dinas-dinas masih beri kesempatan. Ke depan kami akan menginventarisasi pelatihan yang ada. Kalau perlu, kami akan melakukan sidak. Seandainya kami menemukan pelatihan dua atau lebih dinas dengan segmen yang sama, kami pastikan pelatihan itu akan jadi yang terakhir. Ke depan tak boleh lagi ada pelatihan dengan segmen yang sama,” papar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Selain itu, ia menekankan agar sasaran pelatihan dari tahun ke tahun tidak sama. Jangan sampai, masyarakat yang mengikuti pelatihan pada 2016, kembali ikut pelatihan pada 2017.
“Dalam fungsi pengawasan, kami memang belum lihat riil di lapangan. Baru sebatas program ini seperti apa? segmentasinya seperti apa?,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan masyarakat bisa mengakses pelatihan-pelatihan tersebut. Namun, mereka harus aktif mencari informasi agar dapat mendapatkan akses tersebut. (AR)
Sumber : Solopos
Previous
Next Post »