Wakil Ketua DPRD Surakarta Inspeksi ke Titik Penutupan Jalan PPKM Darurat; Masyarakat Terdampak Suarakan Evaluasi dan Kompensasi

 


Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Sugeng Riyanto, melakukan inspeksi ke beberapa titik penutupan ruas jalan dalam rangka penerapan PPKM Darurat di Solo, pada Hari Jum’at 9 Juli 2021 sore. Inspeksi dilakukan untuk menjalankan fungsi pengawasan anggota DPRD dengan melihat langsung kondisi masyarakat yang terdampak penutupan jalan, khususnya para pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Titik pertama yang dikunjungi adalah simpang Nusukan, Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari. Pemerintah Kota Solo menutup jalan Kapten Piere Tendean mulai dari Simpang Nusukan sampai dengan Simpang Joglo. Sugeng Riyanto menemui petugas yang berjaga di tempat. Ada beberapa personil dari Dinas Perhubungan dan dari Kepolisian. Sugeng menanyakan soal kesiapan personil yang berjaga di tempat.

Setelah menemui petugas yang berjaga, Sugeng Riyanto menemui seorang Bapak yang berprofesi sebagai tukang tambal ban. Ia membuka kiosnya di pinggir jalan Kapten Piere Tendean. Sugeng menanyakan kondisi Bapak tersebut, dan diketahui bahwa jalan yang ditutup menyebabkan pendapatannya menurun drastis. “Karena jadi sangat sedikit yang lewat, jadi pemasukannya turun drastis.” Keluh penambal ban tersebut. Ia juga menitipkan pesan kepada Sugeng agar disampaikan kepada Wali Kota Surakarta agar ada kompensasi kepada masyarakat yang terdampak langsung dengan diberlakukannya PPKM. “Sejak PPKM penarik retribusi sudah tidak pernah datang. Ya lumayan, tapi kalau bisa dikasih juga untuk makan di rumah.” ujarnya. 


Sugeng Riyanto melanjutkan inspeksi dan bertemu dengan seorang Ibu pedagang makanan. Sugeng menanyakan kondisi pedagang tersebut dan langsung dijawab dengan berbagai keluh kesah. “Awalnya ditempeli stiker, terus dikasih tau boleh jualan tapi dibungkus. Sekarang jalanan ditutup, dibungkus juga gimana orang orang lewat saja jadi sepi.” 

Sugeng lalu menanyakan pendapatan dari penjualannya selama diterapkannya PPKM. “Turun 90%, Pak! Sejak awal PPKM saja sudah turun. Ditambah jalan ditutup, ya turun sampai 90%.” ujar ibu penjual itu. Sugeng berjanji akan menyampaikan kondisi yang ditemukan ini kepada Wali Kota Surakarta. “Nggih Bu, saya akan menyampaikan ini kepada Mas Wali agar segera ada evaluasi terkait penerapan PPKM.” jelas Sugeng.


Melanjutkan inspeksinya, Sugeng Riyanto berjalan kaki ke arah utara. Sugeng berhenti di tempat penjual es kelapa muda. Ia menanyakan hal yang sama kepada pedagang es kelapa muda tersebut. “Saya dibilangin tidak boleh makan di tempat. Tapi kan memang rata-rata pembeli es kelapa lebih banyak yang dibungkus. Tapi jalannya sepi Pak, engga ada yang beli.” Keluh penjual es kelapa itu. Ia mengatakan bahwa pendapatannya turun sampai dengan 90% semenjak diberlakukannya PPKM Darurat di Kota Solo. Ia juga meminta agar pemerintah memberikan kompensasi karena kondisi yang ada membuat mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan sebagaimana biasanya.


Dari situ Sugeng menghampiri pedagang singkong goreng yang berada di seberang jalan berseberangan dengan penjual es kelapa muda. Mereka adalah dua orang suami dan istri. Sugeng Riyanto sempat bertanya kepada pembeli yang sedang berada di lokasi. Sugeng menanyakan bagaimana dengan ditutupnya jalan tersebut. “Jadi harus muter Pak. Tapi sengaja pulang kerja kami lewat sini biar sekalian bisa beli makanan.” Kata pembeli tersebut. Sugeng kemudian bertanya kepada pedagang singkong goreng itu. Ia menanyakan kondisi penjualan mereka setelah diberlakukannya aturan PPKM Darurat. “Saya dibilangin Satpol PP supaya jam 8 tutup. Tapi kan memang biasanya kami jam 6 juga sudah habis. Ternyata jam 8 juga masih belum habis.” Ucapan tersebut diamini oleh suami dari pedagang singkong goreng itu. Ia jug menambahkan, “dulu bahannya sekeranjang itu penuh Pak. Paling tidak 10 kilo. Sekarang paling cuma segini.” Kata dia sambil menunjuk keranjang yang menggambarkan kalau cuma sedikit bahan yang bisa ia jual. Kepada Sugeng, mereka meminta agar bisa disampaikan kepada pemerintah kota agar mereka bisa mendapatkan kompensasi. “Habis gimana Pak, buat bayar listrik kan pakai token. Kalau tidak dibayar listriknya mati. Padahal uang buat beli listriknya tidak ada.”


Sugeng Riyanto kemudian melanjutkan inspeksi ke jalan Slamet Riyadi, tepatnya di persimpangan depan Sami Luwes, tepatnya Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari. Di sana, ia bertemu dengan petugas yang berjaga di lokasi. Ada dua  orang Polisi yang menjaga jalan sambil mengatur lalu lintas. Kepada Sugeng Riyanto, Polisi tersebut meminta agar dido’akan selalu sehat dan bisa terus menjaga kondisi keamanan khususnya di jalan. Setelah bertemu petugas yang berjaga, Sugeng menemui pedagang angkringan yang berjualan di pinggir jalan tersebut. Mereka mengaku kalau pendapatan mereka berkurang sampai dengan setengahnya sejak diberlakukannya PPKM Darurat. “Sejak awal PPKM ya turun separo, Pak. Kalau setelah jalan ditutup belum tahu. Kan baru ini ditutupnya.” Pedagang tersebut juga meminta agar pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak  langsung dengan penerapan PPKM Darurat ini. “Ya kalau kita kan jualan di jalan. Kalau orang engga boleh keluar ya kita jualannya bagaimana.” Keluhnya.


Di tempat tersebut juga ada seorang pengantar makanan berbasis aplikasi. Dia menggunakan sepeda listrik untuk mengantar makanan-makanannya. Ia mengaku kalau pemesan makanan menggunakan aplikasi sekarang menurun. Sugeng juga menanyakan apakah ia masih bisa melewati jalanan yang ditutup. “Boleh Pak, kalau kita masih bisa lewat.” Jawabnya kepada Sugeng. 


Dari inspeksi yang dilakukan, Sugeng Riyanto menemukan bahwa kondisi masyarakat khususnya pedagang yang berjualan di pinggir jalan merasakan betul dampak dari penerapan PPKM Darurat. Ia juga menemukan bahwa masyarakat meminta agar ada kompensasi yang diberikan kepada masyarakat agar bisa meringankan beban masyarakat. "Hal ini sejalan dengan Fraksi PKS DPRD Kota Solo yang meminta kepada Wali Kota untuk mengalokasikan setidaknya 20 miliar untuk diberikan kepada masyarakat yang terdampak langsung dengan PPKM Darurat. Dana tersebut diusulkan oleh Fraksi PKS agar dianggarkan melalui Belanja Tidak Terduga (BTT). Apa yang diusulkan oleh Fraksi PKS DPRD Kota Solo ternyata sama dengan harapan masyarakat di lapangan. Mereka meminta agar pemerintah meperhatikan kondisi masyarakat sebaik-baiknya. Mereka berharap pemerintah bisa meringankan beban yang dirasakan masyarakat akibat diberlakukannya aturan pada PPKM Darurat ini". pungkas Sugeng.


Sugeng Riyanto

+62 812-2635-857

Email: sugengriyanto.surakarta@gmail.com

Previous
Next Post »