Profil Daryono Ketua DPD PKS Surakarta yang Baru; Dari Aktivis Mahasiswa Menjadi Nakhoda Partai



Kursi kepemimpinan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo telah beralih dari Abdul Ghofar Ismail ke Daryono. 

Ya, pria kelahiran Cilacap 13 Desember 1977 itu kini menjabat Ketua DPD PKS Solo periode 2020 - 2025.

Perjalanan karier politik Daryono bermula ketika dirinya berusia 21 tahun, tepatnya pada tahun 1998. 

Saat itu Daryono juga tengah mengenyam pendidikan Teknik Sipil di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan memasuki tahun ketiga.

"Euforia tahun 1998. Massa reformasi. Hampir aktivis mahasiswa terlibat dalam dunia politik," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (31/12/2020).

Termasuk dirinya yang saat itu tergabung dalam aliansi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Sejumlah forum dikusi politik yang dihadiri sejumlah tokoh, sebut saja Amien Rais dan Hidayat Nur Wahid, sering didatanginya. 

Itupun untuk menambah dan mengasah wawasan politik Daryono. 

"Hampir tokoh-tokoh nasional turun semua di acara mahasiswa tahun 1998," kata Daryono.

Seiring waktu, Daryono semakin mantab menceburkan diri ke dunia politik. Bergabung dengan Partai Keadilan, cikal bakal PKS, dipilihnya. 

Ia bergabung tahun 1998. Pemikiran tokoh-tokoh Partai Keadilan, diantaranya Muhammad Fajri dan Quatly Abdulkadir Alkatiri memantapkannya bergabung. 

Saat itu pula, Muhammad Fajri menjabat sebagai Ketua Partai Keadilan. 

"Dari beliau yang mengenalkan politik ke saya," tutur Daryono. 

Keputusan Daryono terjun ke dunia politik ternyata sudah membicarakan bersama orang tuanya, Sankarta dan Siyem yang berprofesi sebagai petani di Cilacap. 

Pria yang hobi bersepeda itu menjelaskan keputusannya terjun ke dunia politik untuk berdakwah dan sosial. 

Kedua orang tua Daryono memberikan restu untuk anak bungsunya itu meniti karier politik bersama Partai Keadilan. 

Namun, ada sebuah pesan yang disampaikan Sankarta dan Siyem untuk sang anak. 

"Orang tua saya berpesan, jadi orang baik. Jangan tergoda dunia politik yang penuh dengan intrik. Tetap jadi orang baik, jujur, dan amanah," ucap Daryono. 

Tak ada darah politik yang mengalir dalam keluarga. Keenam kakak Daryono tidak ada yang merambah dunia itu. 

Kakak Daryono memilih menjadi guru SD, dosen hingga perangkat desa.

Daryono benar-benar memulai kariernya dari nol. Dimulai menjadi anggota dan saksi Partai Keadilan pada Pemilu 1999.

Waktu itu, Partai Keadilan masih belum bertaji di percaturan politik Indonesia. 

Raupan partai tersebut tidak memenuhi electoral treshold 3 persen yang ditetapkan saat itu. 

Partai Keadilan kemudian mengubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera. 

Tahun 2000 menjadi awal Daryono masuk ke dalam jajaran kepengurusan partai yang kini dibesut Ahmad Syaikhu itu. 

Daryono saat itu diplot di bidang kepemudaan Kota Solo hingga tahun 2005. 

Setelahnya, ia menjabat di struktural DPW PKS Jawa Tengah dalam bidang yang sama. 

Kemudian 2010 menjabat di bidang kesejahteraan sosial DPW Jawa Tengah selama lima tahun sebelum akhirnya kembali ke Solo. 

"Tahun 2015 sampai 2020 saya sebagai sekretaris umum DPD PKS Kota Solo dan sekarang menjadi Ketua DPD PKS Kota Solo," ucapnya.


Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Sosok Daryono : Anak Bungsu Petani Cilacap, yang Kini Pimpin DPD PKS Solo hingga 5 Tahun Mendatang

Selengkapnya klik: solo.tribunnews.com


Previous
Next Post »