Saturday, March 30, 2019

Pernah Nukang Becak Saat Kuliah, Kini Ghofar Jabat Ketua PKS Solo

PKS Kota Solo - Laki-laki kelahiran 20 Desember 1972 ini awalnya bercita-cita menjadi seorang dosen sekaligus pembicara sehingga bisa keliling Indonesia. Namun, nasib berkata lain. Dunia politik yang digeluti Abdul Ghofar ISmail, karena kegemarannya berorganisasi malah membawanya menjadi wakil rakyat selama dua periode. Di dalam periode kedua pada 2014-2019, ia menjadi wakil ketua DPRD Solo. Selain itu, pada minggu [15/11], ia juga dilantik menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] Partai Keadilan Sejahtera [PKS] periode 2015 - 2020.

"Menjadi politikus bukanlah impian saya sejak dulu, karena saya memandang dunia politik itu banyak benturannya dan permasalahan yang memerlukan mental kuat. Saya orangnya sensitif sehingga tidak nyaman saat bermasalah dengan orang lain," katanya.

Ghofar juga menyatakan menjadi politikus bukan menjadi bagian rencana hidupnya selama ini.  " Saya selalu membuat daftar target kehidupan yang akan dicapai selama 10 tahun kedepan. Pada 1994 hingga 2004, sejumlah target biaya terpenuhi. Diantaranya lulus kuliah, memiliki istri dan anak, serta menjadi guru," ujar bapak 6 anak itu.

Namun, pada 2004 - 2014, ditengah target hidupnya menjadi kepala sekolah dan pembicara bidang pendidikan, pada 2009 jalannya berbelok arah karena ia dipilih oleh DPD PKS Solo untuk bertarung dalam ajang Pemilu Legislatif.

"Dari pegalaman itu, saat ini saya membuat target pencapaian hidup selama lima tahunan. Setelah nanti tidak menjadi wakil rakyat, saya ingin berwiraswasta dan membuka jasa konsultasi untuk permasalahan tentang legislatif dan pemerintahan," tutur warga Serengan ini.

Ia menyadari prestasi yang saat ini diraihnya bukan tanpa kerja keras dan dukungan keluarga. Dari SMA hingga kuliah di jurusan Matematika Fakultas MAtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS), ia harus berupaya membiayai sekolahnya dengan berwiaraswasta.

"Dulu saya pernah berjualan dan menjadi pengemudi becak," ungkapnya. (AR)

Sumber : Solopos [17/11]
    

Friday, March 29, 2019

Pemkot Diminta Sediakan Hunian Untuk Eks Gafatar

PKS Kota Solo - Kendati jumlah eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berasal dari Solo tidak banyak, Pemerintah Kota (Pemkot) tetap diminta memberi solusi kepada mereka. Terutama soal tempat tinggal yang mendesak dibutuhkan.
Menurut kalangan dewan, pemberian solusi kepada eks anggota Gafatar yang saat ini ditampung di Griya Bahagia PMI lebih karena mengedepankan faktor kemanusiaan.
"Bagaimanapun mereka pernah tinggal di Solo dan menjadi bagian dari masyarakat kita. Pemkot juga tak bisa berlepas tangan," ungkap Ketua Fraksi Partai KEadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Solo, Sugeng Riyanto, Senin (1/2).
Terkait tempat tinggal, Sugeng meminta pemkot menyediakan lokasi sementara untuk penampungan eks anggota gafatar. Pasalnya mereka ditempatkan di Griya Bahagia PMI hanya untuk tiga hari. Itu artinya hari ini mereka harus meninggalkan penampungan.
"Pemkot bisa menuyediakan rumah singgah atau bangunan milik pemkot yang tidak terpakai. Sembari menunggu, pemkot melobi pihak PMI untuk memperpanjang masa pakai," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, pembinaan secara ideologis kepada eks gafatar juga perluadiberikan agar masyarakat dapat menerima kembali kehadiran mereka. PEmkot bisa menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan pengarahan terkait pemahaman keagamaan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Solo yang juga merupakan anggota FPKS, Abdul Ghofar Ismail berharap eks anggota gafatar dapat berbaur dengan masyarakat umum. (AR)
Sumber : Jawapos Radar Solo, Selasa (2/2)