Tuesday, July 7, 2020

Dicalonkan di Solo dan Klaten, Akhirnya Muhammad Fajri Maju di Pilkada Klaten


Politisi PKS Solo, Muhammad Fajri yang digadang-gadang kader PKS untuk maju di Pilkada Solo dan juga dicalonkan kader PKS Klaten untuk maju di Pilkada Klaten sebagai kabupaten kelahiran Fajri, akhirnya resmi maju di Pilkada Klaten. Muhammad Fajri yang merupakan Ketua Partai Keadilan Kota Surakarta yang pertama dan mantan anggota DPRD Kota Surakarta dua periode, 1999 - 2004 dan 2004 - 2009 itu menjadi Calon Wakil Bupati Klaten mendampingi Calon Bupati Klaten One Krisnata. Sabtu (27/6/2020) Pasangan ini secara resmi mendeklarasikan diri maju dalam perhelatan Pilkada Klaten 2020. Diusung oleh PKS, Partai Demokrat dan Gerindra dengan didukung Partai Bulan Bintang, Perindo dan Partai Garuda.

Calon Bupati Klaten One Krisnata mengatakan pasangan dirinya dengan Muhammad Fajri adalah pasangan ORI bukan sekadar pasangan kaleng-kaleng. Ia menyebut awal mula maju dalam perhelatan di Pilkada Klaten adalah awal mula kecintaannya terhadap Klaten. Dalam deklarasi yang dihadiri jajaran partai pengusung, partai pendukung dan relawan, pasangan ORI memberikan empat kisi-kisi visi misi yang akan diusung jika mereka dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Klaten.

Pertama soal pendidikan. One menyebut, pendidikan adalah tanggung jawab negara. Namun di sisi lain ada banyak persoalan pendidikan termasuk pendidikan biaya tinggi yang memberatkan orang tua.

"Besok kita wujudkan pendidikan tanpa biaya di Klaten. Pendidikan adalah tanggung jawab negara karena negaralah yang menikmati hasil pendidikan pada masa depan," ujarnya dalam deklarasi yang digelar di Klaten, Sabtu (27/2020).

Kedua, sebut One, adalah pembangunan kembali ekonomi dengan memperluas lapangan kerja. Ia menyebut, sektor ekonomi menjadi yang paling terpukul saat Pandemi Covid-19. Kemiskinan bertambah dan PHK yang semakin luas.

One menyadari, pemenang Pilkada Kabupaten Klaten 2020 akan menghadapi tugas yang berat untuk kembali memulihkan ekonomi.

"Mau tidak mau Klaten harus membuat lapangan pekerjaan. Pada masa kepemimpinan kami, InsyaAllah akan sedikit warga Klaten yang bekerja di Yogya, Solo atau Sukoharjo karena warga Klaten mendapatkan pekerjaan yang layak di kabupatennya sendiri," papar One.

Ketiga adalah kembali menjadikan Klaten sebagai lumbung padi nasional dengan memberikan fokus pada pertani. "Klaten harus kembali jadi lumbung padi nasional bukan pusat lelucon nasional. Klaten sudah terlalu banyak jadi bahan lelucon," katanya.

Keempat adalah kesehatan. Pasangan ORI ingin tidak ada lagi warga yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan dan kesulitan dalam mengakses BPJS.

Calon Wakil  Bupati Klaten Muhammad Fajri menambahkan, deklarasi ini adalah panggilan sejarah baginya sebagai putra asli Klaten.

"Ini momen untuk mendarmabaktikan potensi saya bagi Kabupaten kelahiran saya. Ada begitu banyak potensi yang dimiliki Klaten," ujarnya.

Ia merasakan pandangan dan visi misi yang klop setelah berdiskusi intens dengan Calon Bupati Klaten One Krisnata. "Ibarat balap rally, beliau ini driver handal dan tugas saya sebagai Co Driver menguatkan beliau," jelasnya.

Sebagai orang yang lama berkecimpung mengawal anggaran daerah, Fajri mewanti-wanti soal kebijakan anggaran saat ini.

Ia menyebut, PAD Klaten masih jauh dari cukup untuk memenuhi APBD Klaten sehingga selalu menggantungkan anggaran pusat. Sementara dengan peristiwa Covid-19, anggaran pusat banyak teralihkan untuk penanggulangan Pandemi.

"PAD Klaten 300 an Miliar, pendapatan lain 700 M jadi 1 Triliun. Sementara APBD 2,7 Triliun. Besok survival daerah akan ditentukan oleh potensi daerah ini. Saya dan Pak One yakin ke depan bisa memaksimalkan potensi daerah ini sehingg tidak selalu bergantung pada pusat," ujar dia.

Wednesday, July 1, 2020

FGD BPKK DPD PKS Kota Surakarta Pentingnya Menjadi influencer Kebaikan bagi Lingkungan



Banyaknya informasi yang beredar melalui media social membuat sebagian masyarakat bingung membedakan antara berita yang valid dan mana yang hoax. Sebagai kader yang menjadi rujukan bagi lingkungan di sekitarnya, muslimah disarankan memilih sumber berita yang valid. Di antaranya dengan merujuk pada website resmi seperti who.int, gisaid.org, dan worldmeter.info agar tidak terombang ambing pada sumber informasi yang ambigu.
Hal tersebut disampaikan Maimon Herawati, S.Sos, M.Litt, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (UNPAD) dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Bidang Perempuan dan ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Kota Surakarta, Sabtu (27/6/2020). Perempuan yang akrab disapa Teh Imun ini juga dikenal sebagai aktivis perempuan yang mendalami studi media di New Castle University.
FGD yang digelar daring via aplikasi konferensi Zoom Meeting ini bertajuk “Paradigma, persepsi dan antisipasi menjalani pandemi covid-19 dan era kenormalan baru (new normal) dalam perspektif ketahanan keluarga.” Selain Teh Imun, panitia juga menghadirkan pakar kesehatan masyarakat, dr. Indriyati Oktaviano Rahayuningrum, MPH dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). FGD ini dimoderatori oleh Yeni Mulati, S.Si, M.M yang juga dikenal sebagai Afifah Afra, penulis dan aktivis perempuan dari Solo.

Istilah new normal atau kenormalan baru mulai didengungkan setelah beberapa lamanya pandemi covid-19 melanda dunia. New normal menggambarkan bagaimana masyarakat menjalani kehidupan secara normal setelah covid-19 menyebar dengan cepat dan menjadi pandemi di seluruh dunia pada tahun 2020. Semua bidang kehidupan terdampak, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga sosial ekonomi.

Ketua BPKK DPD PKS Kota Surakarta Ori Nako, S.P, M.Pd dalam sambutannya menyemangati para kader muslimah PKS yang dianggap sebagai salah satu center point dalam menanggulangi dampak pandemi covid-19 ini, khususnya di dalam keluarga. Sebagai ibu yang mengurus segala keperluan anak dan suami, kader muslimah dituntut mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan pada anggota keluarganya. Sekaligus kader mampu melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak langsung di dalam keluarga.
Lebih jauh, kader muslimah juga diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada lingkungan di sekitarnya yakni tetangga, keluarga besar, maupun komunitasnya tentang informasi yang benar terkait pandemi covid-19. Di sinilah kader muslimah menjadi influencer kebaikan di lingkungan masing-masing dan karena itu menurut Teh Imun penting bagi semua muslimah untuk memiliki media literasi. Sebagian kader diakui masih ada yang terseret informasi yang tidak valid, hal ini karena pemberitaan media di Indonesia seringkali berbeda satu dengan yang lain.

dr. Indri yang berbicara dari sisi kesehatan menanggapi beberapa pertanyaan yang muncul seperti fenomena bersepeda yang sekarang marak di kalangan masyarakat Solo. Menurutnya bersepeda juga salah satu cara untuk tetap sehat, tetapi yang mengkhawatirkan jika dilakukan secara rombongan. “Yang jadi masalah itu waktu bersepeda terus istirahat di warung makan yang duduknya berdempetan, ini yang tidak aman. Tidak social distancing namanya.”
Dia mengajak agar para kader muslimah ikut memberikan contoh yang baik bagi masyarakat khususnya di keluarga dan lingkungan terdekat untuk tidak melakukan hal-hal yang kontradiktif dengan semangat pencegahan covid-19.
Diskusi yang dihadiri sekitar 50 orang ini berlangsung hangat dan penuh antusias. Meskipun dilakukan daring dari tempat masing-masing tidak mengurangi semangat peserta untuk berdikusi dan sharing persoalan-persoalan yang terjadi di sekitarnya. []