Monday, June 27, 2022

FGD: Peran Keluarga Cegah Tindak Perundungan

 


SURAKARTA – Perundungan atau bullying masih sering terjadi di tengah masyarakat, terlebih di kalangan remaja. Untuk itu, semua pihak perlu mencermati dan menangani serius laporan kasus bullying remaja tersebut.

Karena, kasus itu menjadi tanggungjawab bersama, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Persoalan bullying menjadi topik dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) DPRD Provinsi Jateng dengan tema ‘Fenomena Bullying di Kalangan Remaja, Tanggung Jawab Siapa?,” yang digelar di Kota Surakarta, Sabtu (25/6/2022).

Quatly Alkatiri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng, menerangkan keluarga  berperan penting menjadi filter pendidikan anak dalam pergaulan, sebelum kemudian di lingkungan sekolah. Berbagai faktor pengajaran anak di lingkungan keluarga dapat menjadi kebiasaan baik atau buruk sehingga berdampak dalam tabiat anak.

“Pengajaran anak dimulai dari keluarga, apa yang ada dalam pengajaran di lingkungan keluarga akan membentuk karakter anak. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang wajib anak diberikan pendidikan yang baik dalam pergaulan dengan memberikan pemahaman akan menghargai dan menghormati hak-hak orang lain,” terang Politikus PKS itu dihadapan peserta FGD yang terdiri dari pelajar sekolah dan santri beberapa pondok pesantren di Kota Surakarta.

“Banyaknya bullying remaja itu terjadi di sekolah. Pihak sekolah harus menerapkan perhatian yang serius, jika ada bullying, ditanya apa sebabnya, apa yang menjadi akar permasalahan bullying. Itu menjadi tanggungjawab kita semua. Segala bentuk bullying terhadap remaja harus kita cegah. Dari keluarga, kita tanamkan mental yang kokoh supaya dalam pergaulan di sekolah anak-anak kita ini punya keberanian untuk melawan perundungan di kalangan remaja,” jelasnya.

Senada dengan Quatly, Psikolog Budhy Lestari juga mengatakan kejadian perundungan di kalangan remaja memang lebih banyak terjadi di sekolah karena di lingkungan inilah anak-anak bergaul dengan teman sepantaran ataupun dengan seniornya. Dikatakan, emosi remaja yang masih labil terkadang menjadi pemicu terjadinya bullying meskipun masih banyak faktor lain yang bisa menjadi pemicunya. Namun, apa yang terjadi di sekolah bisa dicegah melalui pembelajaran awal di lingkungan keluarga. 

“Keluarga menjadi faktor utama pembelajaran. Dalam keluarga, orang tua memberikan contoh dalam pergaulan, membentuk karakter anak, memiliki mental yang baik, dan menghormati orang lain. Itulah, mengapa keluarga memiliki peran penting dalam pencegahan bullying di kemudian hari,” jelas psikolog.


Sumber : https://dprd.jatengprov.go.id/2022/06/25/fgd-peran-keluarga-cegah-tindak-perundungan/


Ketua DPD PKS Solo Membersamai Agenda Mider Praja Mas Wali Kota Solo

 




Jum'at (24/6) pagi, Ketua DPD PKS Solo, Daryono mengikuti agenda Mider Praja Mas Wali Kota Solo

Gibran Rakabuming Raka. 

Agenda mider praja merupakan agenda rutin Mas Wali Kota Solo bersama para pejabat 

pemerintah Kota Surakarta dan Ketua Partai Politik di tingkat Kota.  

Pada kesempatan ini agenda Mider Praja dilaksanakan dengan gowes bersama dari Balaikota Solo menuju lokasi kegiatan antara lain Gempur Vandalisme di Overpass Purwosari, Sosialisasi pencegahan stunting di Stabelan, Peninjauan Forum Anak di Taman Banjarsari dan kembali ke Balikota Solo kembali.

Thursday, June 16, 2022

Cabai Tembus Rp 100 Ribu, Pemerintah Diminta Kendalikan Harga

 


    SOLO — Harga cabai rawit terus mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir ini. Di Solo tembus Rp 95 ribu per kilogram (kg). Hal ini menjadi perhatian Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Quatly Abdulkadir Alkatiri.

Politisi PKS dari dapil VII wilayah Kota Solo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sukoharjo ini meminta pemerintah bisa melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional. Tujuanya mengetahui penyebab kenaikan pasokan pangan, sekaligus menghindari penimbunan oknum yang tidak bertanggung jawab.

”Pemerintah bisa meminta bantuan kepolisian untuk melakukan sidak ke pasar. Tujuannya memastikan harga benar-benar stabil. Sekaligus mencegah penimbunan,” kata Quatly, kemarin (15/6).

Quatly mengatakan, di Pasar Banjarsari Solo, harga cabai rawit semula Rp 50 ribu per kg, lalu naik hingga Rp 95 ribu per kg. Bahkan di Klaten, seperti di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper cabai rawit mutu bagus di kisaran Rp 100 ribu per kg.

Menurutnya, faktor cuaca turut mempengaruhi produksi cabai di beberapa daerah. Mengingat, intensitas hujan yang masih tinggi menjadikan kualitas panen cabai menurun drastis hingga gagal panen. Hal ini berdampak pada tingginya harga di tingkat petani.

”Faktor cuaca dan gagal panen adalah masalah klasik, seharusnya pemerintah telah memiliki solusi,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat masih mengonsumsi cabai basah dan menghindari konsumsi cabai kering atau bubuk. Untuk itu, pemerintah bisa menggandeng petani untuk menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya dengan urban farming.

Diakuinya, kebiasaan masyarakat mengonsumsi dan mengolah cabai basah telah menjadi tradisi yanng sulit untuk dihilangkan. Selain itu, pelaku ekonomi menengah ke bawah menggunakan cabai sebagai komoditas ekonomi yang masih digemari oleh pembeli.

”Jadi mengubah pola konsumsi di masyarakat bukanlah pilihan yang tepat,” katanya. (adi)


Sumber : https://radarsolo.jawapos.com/nasional/16/06/2022/cabai-tembus-rp-100-ribu-pemerintah-diminta-kendalikan-harga/