BOM SAMARINDA, DPR Tambah Anggaran untuk BIN

PKS Kota Solo - Anggaran untuk Badan Intelijen Negara (BIN) ditingkatkan menjadi Rp5 triliun lebih pada 2017. Persetujuan DPR RI tersebut berkaitan dengan modernisasi alat-alat yang dimiliki BIN.
Peralatan yang dimiliki BIN dinilai ketinggalan zaman. Padahal, perkembangan teknologi informasi dan intelijen berkembang sangat pesat.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, di sela acara sosialisasi konten revisi Undang-undang (UU) No.11/2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) di Restoran Boga-Bogi I, Solo, Senin (14/11) siang. Ia mengatakan BIN harus memiliki alat-alat canggih untuk menjalankan berbagai operasi intelijen khususnya pencegahan aksi teror sehingga tragedi pengeboman di Samarinda tak terulang di masa mendatang.
“Peralatan BIN jauh tertinggal. Bisa dibilang itu generasi yang sudah usang,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kepada wartawan, Senin.
Ia mengatakan pada 2016, BIN mendapatkan anggaran senilai Rp2,25 triliun. Pada tahun 2017 anggaran itu ditingkatkan menjadi lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar Rp5 triliun.
“Sebenarnya kebutuhan minimal adalah Rp7,2 triliun. Dalam pembahasan anggaran DPRD dan Pemerintah menyetujui penambahan anggaran khususnya untuk peralatan intelijen. Total anggaran menjadi Rp5 triliun lebih,” terangnya.
Ia mengakui, BIN kecolongan dengan kasus pengeboman di Gereja Oikumene Samarinda. Menurutnya, memang semestinya BIN bisa memprediksi dan memperkirakan kejadian semacam itu.
“Kalau kecolongan, ya kecolongan. Saya masih bisa memahami kelemahan BIN kita. Saat Pak BG (Budi Gunawan) jadi Kepala BIN, sedang ada pembenahan besar-besaran. Saya sempat komunikasi dengan BIN, [BIN] sedang berbenah,” kata dia.
Ia mengutuk keras aksi teror yang menewaskan korban tak bersalah di Samarinda. Ia berharap tambahan anggaran yang diberikan kepada BIN meningkatkan kemampuan BIN untuk mendeteksi segara teror agar kejadian seperti di Samarinda tak terulang lagi.
“Untuk peningkatan alat-alat canggih, baru disepakati anggarannya. Kalau nanti dana sudah bisa dicairkan, semoga tak ada lagi kecolongan seperti di Samarinda. Aksi pemboman yang menyebabkan korban meninggal, masih anak-anak pula. Saya kira ini harus disudahi,” katanya. (AR)
Sumber : Solopos
Previous
Next Post »