Tuesday, June 20, 2017

Tips Bagi Waktu Untuk Keluarga dan Dakwah Ala Mubaligh DPRD Solo

RAMADAN menjadi bulan teristimewa bagi seluruh muslim. Tidak terkecuali Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Asih Sunjoto Putro. Di tengah kesibukannya menjadi anggota Dewan, hari-harinya selama bulan puasa full dipenuhi agenda kegiatan keagamaan. Jadwal menjadi pengisi ceramah hingga undangan buka bersama menjadi rutinitas yang tidak dapat terelakkan lagi.
Dalam sehari, pria kelahiran 10 Agustus 1971 tersebut bahkan sampai harus memenuhi 4 kegiatan sekaligus. ”Setiap Ramadan seringnya seperti itu, bahkan 18 Juni kemarin empat kali agenda dalam sehari. Selain disuruh ceramah, banyak juga undangan buka puasa yang harus dipenuhi,” ujarnya kepada Suara Merdeka, kemarin.
Saking banyaknya kegiatan luar yang harus dipenuhi, terkadang politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mendapatkan protes dari anak-anaknya. Untuk menyiasati hal tersebut, dirinya mengusahakan buka puasa bersama dengan keluarga di tengah padatnya jadwal kegiatan. ”Jadi kalau hanya di dalam kota, saya sempatkan pulang untuk buka bersama keluarga. Biar tidak diprotes,” paparnya.
Momentum buka puasa bersama dengan keluarga, menurutnya merupakan sesuatu yang spesial. Kendati demikian, kerap tidak dapat terlaksana lantaran banyaknya kegiatan yang harus dipenuhi. ”Untuk mengingat jadwal, saya buat jadwal tersendiri di HP. Jadi kalau ada permintaan lagi tinggal buka HP lagi. Kalau sudah ada ya terpaksa ditolak,” ungkap dia.
Asih menambahkan, meskipun kerap dimintai menjadi penceramah, di masjid, sekolahan, instansi pemerintah hingga jamaah pengajian, ilmu agama yang didapatkannya dipelajari secara otodidak. ”Enggak mondok, hanya autodidak,” katanya.
Sumber: suaramerdeka.com

Monday, June 12, 2017

PKS Solo Gelar Buka Puasa 1438 H Bersama Tokoh Masyarakat

PKS Kota Solo - DPD PKS Solo buka puasa bersama tokoh masyarakat Kota Solo di Red Chili Hotel Solo, Jum'at (9/6). Hadir dan memberikan sambutan dalam kesempatan buka puasa bersama ini ketua DPD PKS Solo, Abdul Ghofar Ismail dan Pengurus DPP PKS, Abdul Kharis Almasyhari.
Dalam sambutannya, Abdul Ghofar menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya bagi tokoh masyarakat yang berkenan hadir dalam buka puasa bersama di b0Bulan Ramadhan 1438 H ini.
Sementara itu, Abdul Kharis dalam sambutan menyampaikan pentingnya menjaga persatuan sesama anak bangsa setelah terjadinya dinamika pilkada Jakarta. Karena di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Tahun 2018 juga akan ada hajatan pilihan gubernur. "Naiknya tensi politik saat pilkada itu hal biasa, namun akan turun dengan sendirinya begitu selesai. Oleh karena itu, melalui buka puasa ramadhan ini, saya mengajak mari kita hadapi pilgub jateng nanti dengan rasa damai dan mengedepankan persatuan" jelasnya.
Menanggapi pemberitaan media massa yang menyebutkan namanya akan maju dalam pilgub Jateng 2018 nanti, Abdul Kharis menegaskan tidak akan maju dalam bursa pencalonan gubernur Jateng.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan buka puasa dan sholat berjama'ah bersama sembari sarasehan secara informal dan penuh keakraban.

Sunday, June 11, 2017

Keren, Anak-anak TK Lomba Hafalan Alquran di Ramadhan Ceria PKS

PKS Kota Solo - Kamis, 1 Juni 2017 kemarin, BPKK DPC PKS Banjarsari, kembali mengadakan kegiatan anak kader bersama simpatisan PKS. Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan, maka kegiatan ini pun mempunyai tujuan yang seirama dengan moment tersebut, yakni untuk menjalin ukhuwah anak kader dan non kader atau simpatisan,  sekaligus mengasah mental anak-anak untuk tampil dan percaya diri di depan umum.
Bertempat di kantor DPC PKS Banjarsari, Banyuanyar, kegiatan tersebut diikuti sekitar 50an peserta. 
Kegiatan tersebut meliputi lomba Tahfidz kategori anak TK, menghias kartu ucapan lebaran untuk kategori SD kls 123, dan lomba puitisasi terjemah salah satu surat Al Qur'an.
Acara dimulai dengan Alfatihah bersama, dilanjutkan dengan rangkaian lomba-lomba. Kemudian diakhiri dengan buka puasa bersama dan pembagian hadiah.
Nampak antusias para peserta mengikuti kegiatan tersebut, tentunya dengan keunikan semangat khas anak-anak.
Ketua panitia acara ini, Dessy NA berharap agar kegiatan ini bisa menjadi media silaturahim antara anak kader dan simpatisan sekaligus ajang untuk mereka bisa mengukir prestasi.
Berikut adalah para pemenang lomba.
A.  Lomba Tahfidz kategori TK :
Juara I: Qonita Ahnaf Amalia binti Hadi
Juara II: Afrig Nabaul Basyir bin Puryadi
Juara III: Ibtisamatul Haura Khansa binti Khoirul Muna
B. Lomba Menghias Kartu Lebaran kategori SD kelas 1-3 :
Juara I: Aqila Daffa Hunafa binti Abdul Kadir
Juara II: Quds Hanan Nafi'ah binti Lukman
Juara III: Mayada Fathiya binti Joko
C. Lomba Puitisasi Terjemahan Al Qur'an :
Juara I: Balqis Ufairah Ahmad binti Arkanudin
Juara II: Sulthon Akbar Hikari Nugroho bin Agung Nugroho
Juara III: Jibril Muhammad Al Ghozy bin Mugi Widodo

PWK Joyotakan Adakan Kajian Keislaman Rutin

PKS Kota Solo - Ahad, 4 Juni 2017 pekan pertama bulan Juni 2017, Pos Wanita Keadilan Joyotakan kembali mengadakan Kajian Keislaman. PWK Joyotakan  memang telah lama rutin mengadakan Kajian Keislaman tiap Ahad pekan pertama pada tiap bulan. Namun acara kajian kali ini, yang diadakan di rumah Bu Jayatun RT 2 RW III agak spesial, karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga kajian diselenggarakan, sekaligus dengan acara buka puasa bersama. Diundang sebagai pembicara dalam acara kajian tersebut adalah Ustadz Bambang Sudarsono. Acara diawali dengan pembukaan, tilawah Al Qur'an, kemudian acara inti, yaitu materi Kajian Keislaman. Menjelang berbuka, Ustadz Bambang mengajak para peserta untuk berdzikir dan berdo'a bersama. Saat adzan maghrib berkumandang, para peserta segera membatalkan puasa mereka dengan segelas teh hangat yang telah disiapkan. Nasi kotak pun telah tersaji, namun kebanyakan peserta lebih memilih membawa pulang nasi kotak tersebut. Sebelum diakhiri, acara kajian  ditutup oleh pembawa acara seraya mengumumkan rencana pertemuan PWK bulan depan. Bulan depan, PWK Joyotakan rencananya akan diadakan di rumah Bu Reni RW V. 
PWK Joyotakan adalah salah satu PWK di Kecamatan Serengan yang terkenal cukup solid dan produktif. Terbukti dengan tingkat kehadiran peserta yang lumayan banyak ( +/- 100 peserta) tiap kali diadakan kajian. Para peserta berasal dari seluruh RW yang ada di Joyotakan. Pada hari ini pun, terlihat ibu Madyo ( 87 th) yang turut menghadiri acara kajian PWK Joyotakan. Beliau rela berjalan dari rumahnya, di RW I menuju ke RW III tempat diadakannya kajian PWK. Padahal jarak yang ditempuh cukup jauh, karena RW I di ujung utara Joyotakan, sedangkan RW III di ujung selatan Joyotakan. Bu Narsi, Bu Sri, Bu Miyati dan beberapa ibu-ibu lainnya juga rela berjalan dari RW V menuju RW III. Meskipun usia mereka sedikit lebih muda daripada Bu Madyo, namun rela berjalan kaki dari ujung barat Joyotakan menuju ujung timur Joyotakan hanya demi menghadiri kajian adalah suatu kesungguhan yang patut mendapatkan acungan jempol.

Semarakan Ramadhan PWK Danukusuman adakan Baksos

PKS Kota Solo - Masih dalam semangat menyemarakkan Ramadhan, Kamis (8/6), PWK Danukusuman mengadakan bakti sosial berupa penjualan sembako murah dan pakaian pantas pakai. Bakti sosial yang diadakan pada Kamis sore ini mendapatkan sambutan yang meriah dari warga sekitar. Sejak pukul 15.00 beberapa warga sudah setia menunggu baksos dimulai. Sekitar pukul 15.15 panitia mulai membuka acara. Selanjutnya ada sambutan singkat dari ketua BPKK PKS Serengan, ibu Novita Rachmasari. Setelah sedikit penjelasan teknis tentang tata cara pembelian sembako dan pakaian bebas pantas pakai, warga yang hadir langsung menyerbu stand penjualan yang ada. Hanya dalam waktu satu jam seluruh sembako murah langsung terjual habis, begitu juga dengan pakaian bekas pantas pakai yang telah disiapkan. Hanya beberapa potong pakaian yang tersisa tidak terjual. Antusiasme warga terhadap acara baksos ini cukup besar, karena disediakan sembako yang dijual dengan harga lebih murah daripada di pasaran, sedangkan pakaian bekas pantas pakai dijual dengan harga Rp 1000,- hingga Rp 5000,- saja. Bahkan di akhir acara panitia banyak memberikan potongan harga bagi para pembeli. Dari hasil pantauan kami, banyak warga yang merasa senang dengan diadakannya baksos kali ini. Harapan mereka, baksos seperti ini bisa lebih sering diadakan.

Friday, June 9, 2017

DPRD Susun Raperda Pendidikan, Pungutan Orang Tua Murid di Solo Bakal Dibatasi

PKS KOTA SOLO —Tujuan awal pembuatan Raperda Penyelenggaraan Pendidikan adalah mengetahui indeks kebutuhan anggaran pendidikan di Solo. Anggota Panitia Khusus (Pansus) Raperda Penyenggaraan Pendidikan, Sugeng Riyanto, mengatakan aturan ini awalnya disusun untuk kebutuhan anggaran pendidikan di Solo yang bisa dikaver APBD kota, provinsi, maupun APBN. Apabila APBD kota sudah tercukupi, tak perlu lagi penarikan sumbangan.
“Sebenarnya tujuan awalnya mencari indeks kebutuhan anggaran pendidikan. Misalnya kalau sudah ada back up dari kota melalui APBD, tak perlu lagi penarikan di luar itu,” katanya kepada wartawan, Selasa (6/6/2017). Sebagai contoh, dalam raperda memuat pendanaan pendidikan. Disebutkan dana penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat, provinsi, daerah, dan masyarakat. Selain itu, pendanaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, operasional, dan personal.
Namun demikian, regulasi ini juga bakal mengatur sumbangan pendidikan. Dana yang bersumber dari masyarakat ini dipungut bagi orang tua atau wali murid dan partisipan secara sukarela. Sedangkan penentuan biaya berdasarkan kesepakatan bersama pihak satuan pendidikan dengan orang tua atau wali murid dengan mengacu Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) serta kemampuan orang tua atau wali murid melalui rapat pleno.
Bagi orang tua atau wali peserta didik yang berasal dari keluarga miskin dibebaskan dari sumbangan tersebut. Nantinya setiap satuan pendidikan wajib menyusun RAPBS dengan melibatkan komite sekolah dan atau penyelenggara satuan pendidikan untuk memperoleh pengesahan dari Dinas Pendidikan. Dana bantuan pengembangan satuan pendidikan ini dilakukan berdasarkan perundang-undangan dan wajib dicatatkan terlebih dahulu nilai dana yang akan diterima dari APBD pada tahun anggaran berkenaan.
Sumber: Solopos.com

Thursday, June 8, 2017

Hidup Di Pondok, Abdul Kharis Kecil Harus Ngaji Dobel Saat Ramadhan [Bagian 1]

PKS Kota Solo - Tiap Ramadhan datang, Abdul Kharis Almasyhari kembali terkenang masa kecilnya di lingkungan pondok pesantren (ponpes). Ada yang selalu dinantinya kala itu, jaburan setelah tadarusan dan hadiah sarung ketika bisa khatam lebih dari satu kali selama Ramadhan.
Bagi Abdul Kharis. Lingkungan ponpes adalah bagian dari dirinya yang tak bisa dilepaskan. Ya, sang ayah K.H. Syaibani merupakan pemilik Ponpes Muftahul Jannah Pituruh, Purworejo yang belakangan telah berganti nama menjadi Ponpes Mahir Arriyadh.
Jika Ramadhan seperti ini, ia terkenang akan masa kecilnya yang melakukan puasa di lingkungan pondok. Mulai dari sahur, Sholat lima waktu, hingga ngaji dilakukan bersama-sama. Selama Ramadhan, ponpes milik ayahnya memang diliburkan. Namun ada sejumlah santri yang memilih untuk tidak puang dan berpuasa di pondok.
Dengar adzan magrib langsung lomba lari
Bersama para santri itulah, Abdul Kharis kecil mengisi bulan puasa dengan kegiatan agama.
“Biasanya kalau ngaji setelah shalat ashar ada waktu istirahat sekitar setengah jam. Saya dan kawan-kawan sering berjalan-jalan ke sawah. Memasuki adzan maghrib, kami berlari-lari kembali ke pesantren. Kenangan lari-lari ini yang masih terkesan sampai sekarang,” ujar Abdul Kharis.
Kenangan lain adalah saat tadarusan usai sholat tarawih. Saat tadarusan ini biasanya juga disajikan snack atau makanan ringan sebagai pelepas lelah setelah mengaji.
Snack ini namanya jaburan. Kalau ngaji, yang oaling saya nantikan ya jaburan-nya ini,” tutur pria 49 tahun ini sambil terkekeh. (bersambung)
Dimuat dalam Rubrik Ramadhan Jawapos Radar Solo, Rabu (07062017)

Hidup Di Pondok, Abdul Kharis Kecil Harus Ngaji Dobel Saat Ramadhan [Bagian 2 - Habis]

PKS Kota Solo - Meski pesantren tersebut dimiliki dan dikelola oleh sang ayah, bukan berarti Kharis kecil bisa belajar seenaknya. Menjadi putra seorang pemilik ponpes, ia justru diwajibkan mengaji dengan porsi dobel dengan santri-santri lain.
“Jadi jangan dikira kalau anak kyai itu pintar karena dapat ilmu turunan atau lainnya. Justru anak kyai terlihat pintar dari santri lain karena ngajinya lebih banyak dari anak-anak lain. Di pesantren ngaji dan sampai rumah juga masih disuruh ngaji lagi,” beber Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Abdul Kharis sendiri ditarget oleh sang ayah untuk mengaji minimal satu juz setiap hari. Biasanya dilakukan tiap usai sholat. Tapi, jika dia bisa khatam lebih dari satu kali selama Ramadhan, ada hadiah menanti saat lebaran.
“Orang tua akan menghadiahi saung. Berbeda dengan sarung yang biasa dipakai setiap hari. Sarungnya lebih bagus. Bahkan kadang bisa dapat dua,” urai pria kelahiran 25 Agustus 1968 tersebut.
Terbiasa Sholat di Masjid sampai sekarang
Hingga kini, pola pendidikan di pesantren yang penuh disiplin masih terpatri dalam kehidupan pria yang saat ini menjabat Ketua Komisi I DPR RI ini. Bahkan, sampai sekarang Abdul Kharis masih terbiasa melaksanaka sholat lima waktu di masjid.
“Kalau orang lain yang memiliki kesibukan, kadang sholatnya di rumah atau sendiri. Tapi sampai sekarang saya masih terbiasa sholat jamaah di masjid. Kedisplinan inilah yang sampai sekarang masih tersisa,” tandas Abdul Kharis Almasyhari.
Dimuat dalam Rubrik Ramadhan Jawapos Radar Solo, Rabu (07062017)

Wednesday, June 7, 2017

Pemekaran Wilayah 2 Kelurahan di Solo Diadang Regulasi

PKS Kota Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo harus menempuh jalur panjang untuk memekarkan dua kelurahan, yakni Kadipiro (Kecamatan Banjarsari) dan Semanggi (Kecamatan Pasar Kliwon). Selain butuh regulasi pendukung seperti peraturan daerah, Pemkot Solo juga harus mematuhi aturan mengenai luas kelurahan minimal tiga kilometer persegi.
Di samping itu, Pemkot Solo tak bisa mengajukan detail engineering design (DED) pembangunan gedung calon kantor kelurahan pada APBD Perubahan 2017 sebelum ada kelurahan secara definitif. Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, mengatakan Pemkot Solo butuh aturan pendukung untuk pemekaran wilayah ini.
Dalam hal ini, Pemkot Solo tak bisa hanya bermodal izin dari Kementerian Dalam Negeri sehingga mesti mengajukan terlebih dahulu untuk Perda tentang Pemekaran Wilayah yang belum dimiliki Kota Solo. “Regulasi pemekaran wilayah ini mesti diperjelas lebih dulu. Jangan dulu bicara pengajuan DED pada APBD Perubahan sebelum kelurahannya benar-benar terbentuk,” kata Asih kepada wartawan, Senin (5/6/2017).
Di samping itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan, disebutkan luas wilayah kelurahan minimal tiga kilometer persegi untuk daerah Jawa dan Bali. Aturan ini jelas mengganjal Solo karena Kadipiro yang bakal dibagi menjadi tiga kelurahan hanya memiliki luas 5,08 kilometer persegi, sementara Semanggi yang akan dimekarkan menjadi dua kelurahan hanya seluas 1,66 kilometer persegi.
“Pemkot harus mengajukan izin khusus terlebih dulu ke Kemendagri adanya aturan yang mengganjal ini diperbolehkan atau tidak. Selain itu, untuk kantor nantinya bisa sistem sewa properti yang sudah ada terlebih dulu,” kata Asih.
Sumber : Solopos

Meski Full Kegiatan dan Ceramah, Wakil Ketua DPRD ini Tetap Nikmati Ramadhan

PKS Kota Solo - Selama bulan Ramadhan, Wakil Ketua DPRD Surakarta Abdul Ghofar Ismail merangkap sebagai pengisi ceramah kultum (kuliah tujuh menit). Begitu banyak permintaan untuk ceramah, membuat pria yang dulu mengajat matematika ini kebingungan untuk mengatur.
“Memang banyak permintaan untuk ngisi ceramah dan imam tarawih. Full untuk kegiatan Ramadhan,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, baru baru ini.
Sejak beberapa tahun silam, pria kelahiran 20 Desember 1972 tersebut memang kerap diminta mengisi ceramah dan didaulat sebagai imam sholat tarawih.
Permintaan ceramah tersebut datang dari kalangan birokrasi, dinas, masjid-masjid hingga sekolah.
“Kultum sebenarnya rutin sejak dulu. Saya dan istri sering gantian ngisi kultum,” bebernya.
Seperti umat muslim lainnya, Ramadhan bagi bapak 6 orang anak tersebut merupakan bulan spesial dengan beragam keistimewaan. Selama Ramadhan, ia mempunyai sejumlah target khusu dalam ibadah.
“Tidak hanya, anak pun kami target misalnya sebulan selama puasa ini bisa hafalan berapa,” imbuhnya.
Terakhir, dirinya berkeinginan dapat melaksanakan iktikaf di masjid selama 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Namun, mengingat kesibukannya sebagai anggota dewan dan pelayan masyarakat, dirinya meragukan keinginan tersebut bisa dilaksanakan.
“Meski full kegiatan dan ngisi ceramah semua berasa nikmat. Tidak ada dukanya,” kata pria kelahiran Serengan Solo ini menutup pembicaraan.
Dilansir dari Harian Suara Merdeka, Rabu 7 Juni 2017.

Tuesday, June 6, 2017

Sterilkan Jl. Kol. Sutarto, Pemkot Dinilai Bikin Kebijakan Tanpa Solusi

PKS Kota Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dianggap bertindak semena-mena terkait kebijakan larangan parkir dan pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Kolonel Sutarto, Jebres.
Kalangan DPRD Solo menilai Pemkot asal melarang tanpa memikirkan solusi. Semestinya, sebelum mengeluarkan kebijakan ini Pemkot melakukan kajian matang lantaran bakal berdampak pada perekonomian Kota Solo.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, turut menyesalkan dan menyayangkan kebijakan yang diambil tanpa adanya kajian matang. Hal ini terutama yang berkaitan dengan dampak sosial dan ekonomi.
“Semestinya juga harus ada solusi dari permasalahannya. Seharusnya titik-titik parkir alternatif juga diberikan sebagai solusi. Selain itu, pelaku usaha di sepanjang jalan itu bagaimana, dampak sosial yang mungkin muncul seperti apa, serta bagaimana penertibannya. Semua ini harus dikaji,” katanya.
Sumber : Solopos

Penerapan Tarif Progresif di Seputar Pasar Klewer Dinilai Tergesa-Gesa

PKS Kota Solo - Penerapan tarif progresif di enam titik seputar Kawasan Pasar Klewer dinilai kalangan legislatif terlalu tergesa-gesa. Pasalnya, belum sepenuhnya sistem penunjang tarif progresif tersebut disiapkan secara matang.
“Menurut kami, sistem penerapan tarif progresive harus disiapkan sematang mungkin agar tidak terjadi polemik di tengah jalan saat penerapan tarif progresif telah dilakukan,” terang Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Solo, Sugeng Riyanto Minggu (4/6) siang.
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) hendaknya belajar dengan pihak swasta yang telah banyak menerapkan tarif progresif disejumlah kawasan pusat perbelanjaan atau kawasan publik lainnya. Dari situlah, nantinya Pemkot dapat memulai dari awal sejak dimulainya lelang hingga penyediaan alat yang akan dilakukan oleh pihak ketiga.
“Jadi gak perlu ribet dengan adanya jukir (juru parkir-red) yang selalu membawa alat. Apalagi, dengan resiko kerusakan alat tersebut yang mengakibatkan kerugian pelanggan parkir,” jelas politisi PKS tersebut.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mulai menerapkan sistem tarif progresif di enam area parkir khusus diseputar Pasar Klewer. Area tersebut diantaranya, taman parkir Pasar Klewer 1 di selatan Masjid Agung Surakarta, taman parkir Pasar Klewer 2 di utara Masjid Agung Surakarta, taman parkir Pasar Klewer 3 di Pasar Cinderamata, pelataran timur Alun-alun Utara, basement Pasar Klewer dan Plaza Singosaren.
Sedangkan, tarif yang dikenakan adalah Rp 1.000 untuk sepeda motor, Rp 2.000 untuk mobil dan Rp 4.000 untuk truk. Durasi parkir di atas dua jam akan dikenakan tarif tambahan 100 persen tiap jam.
Sumber : Timlo

DPRD Minta Walikota Solo Komunikasi Ke Gubernur Terkait Aturan PPDB Bagi Gakin

PKS Kota Solo - Perbedaan peraturan mengenai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dari keluarga miskin (gakin) 2017/2018 di Kota Solo menuai komentar dari kalangan DPRD. Perbedaan tersebut adalah terbitan SE Walikota Solo dan Pergub No 7/2017.
Dalam SE tersebut, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo meminta SMPN maupun SMAN/SMKN mengalokasikan kuota sebesar 30% untuk siswa gakin dan memfasilitasi pendaftaran mereka melalui jalur offline.
Apabila mengacu kepada Pergub No. 7/2017, seleksi PPDB pada jenjang SMA/SMK wajib merekrut siswa miskin dengan kuota paling sedikit 20% dari daya tampung setiap satuan pendidikan.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, tak memungkiri SE Wali Kota berpotensi bentrok dengan Pergub soal PPDB SMA/SMK. Semestinya Pemkot berkoordinasi dengan Provinsi Jateng.
Terlebih ia menilai Wali Kota Solo punya koneksi yang cukup intens dengan Gubernur Jateng. Menurut Asih, bisa jadi Gubernur tinggal mengeluarkan surat tambahan yang dikhususkan untuk PPDB SMA/SMK di Solo.
“Saya kira tinggal nanti Wali Kota berkomunikasi dengan Gubernur Jateng agar mempermudah proses ini. Di samping itu agar anak-anak di Solo juga terkaver pendidikan jenjang SMA/SMK,” kata dia.
Sumber : Solopos