Tuesday, October 28, 2025

BEM UNS Tawarkan Solusi atas Isu Limbah, Pengangguran, dan Zonasi Pendidikan


Solo
— Sekolah Kepemimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar audiensi dan penyampaian hasil kajian ilmiah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, Kamis (9/10), bertempat di Graha Paripurna DPRD Kota Surakarta.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 150 mahasiswa UNS peserta Sekolah Kepemimpinan yang memaparkan hasil survei dan analisis di bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta, Daryono, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kepedulian mahasiswa terhadap berbagai persoalan masyarakat, khususnya di wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya.

“Kami menyambut baik inisiatif mahasiswa UNS yang hadir dengan semangat dan data ilmiah. Ini merupakan bentuk budaya akademik yang sehat — memberikan masukan, apresiasi, sekaligus kritik konstruktif kepada Pemerintah Kota Surakarta. Harapan kami, semangat ini dapat diteruskan oleh generasi mahasiswa berikutnya,” ujar Daryono.

Menurut hasil kajian BEM UNS, terdapat tujuh isu utama yang menjadi fokus perhatian, meliputi sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ketua BEM UNS Surakarta, Khoirun Najin, menjelaskan bahwa persoalan-persoalan tersebut bersumber dari survei lapangan yang dilakukan di sejumlah titik di Kota Surakarta dan daerah sekitar.

“Kami menemukan beberapa isu penting seperti persoalan limbah di TPA Putri Cempo, meningkatnya angka pengangguran akibat penutupan beberapa pabrik tekstil di Sukoharjo, serta dampak sistem zonasi pendidikan yang menyebabkan menurunnya jumlah peserta didik di sekolah negeri,” ungkap Khoirun Najin.

Tak Hanya Kritik, Tapi Solusi

Ia menambahkan, hasil kajian tersebut diharapkan dapat menjadi masukan akademik bagi DPRD dan Pemerintah Kota Surakarta dalam merumuskan kebijakan publik yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Selain itu, bidang kesehatan juga menjadi perhatian dalam survei, terutama terkait akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

“Kami tidak hanya menyampaikan kritik, tetapi juga solusi yang kami rumuskan bersama para mahasiswa peserta sekolah kepemimpinan. Harapannya, rekomendasi kami dapat memperkuat kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan pemerintah daerah,” tambah Khoirun.

Kegiatan audiensi ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa UNS untuk memperkuat peran intelektual kampus dalam pembangunan daerah, sekaligus menumbuhkan budaya partisipatif antara generasi muda dan lembaga legislatif.

0 comments:

Post a Comment