Thursday, March 30, 2017

Fraksi PKS DPRD Solo Pertanyakan Fungsi Raperda Pendidikan

PKS Kota Solo - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Surakarta menyampaikan pandangan umum terkait penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Kota Solo.
Fraksi PKS mempertanyakan fungsi raperda tersebut.
Adapun Raperda Penyelenggaraan Pendidikan Kota Solo disusun untuk menggantikan Perda Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2010.
"Kami ingin mengetahui seberapa besar perubahan yang ingin dicapai terhadap keberadaan tenaga pendidik berdasarkan raperda tersebut," ujar Ketua Fraksi PKS DPRD Surakarta, Sugeng Riyanto, kepada wartawan, Minggu (26/3/2017), di Solo.
Sugeng mengatakan, aspek sumber daya manusia (SDM) pendidikan menjadi pertanyaan besar.
Menurutnya, faktor pendukung utama keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah keberadaan tenaga pendidik berkompeten.
Di sisi lain, masih banyak tenaga pendidik yang berstatus honorer. Mereka juga menginginkan peningkatan status yang lebih jelas.
"Apakah raperda yang diusulkan ini sudah mengakomodasi upaya dalam memajukan kesejahteraan tenaga pendidik di Kota Surakarta?," tanya Sugeng.
Secara umum, Sugeng ingin memastikan perubahan aturan membawa dampak nyata terhadap kualitas pendidikan di Kota Solo.
"Apa saja yang harus direvisi dari perda sebelumnya? Jangan sampai perubahan sekadar menjadi wacana tertulis saja," katanya menegaskan.
Sumber : Tribunnews

PKL Galabo Direlokasi, Ini Tanggapan Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo

PKS Kota Solo – Pemerintah Kota Surakarta melakukan relokasi pedagang kaki lima (PKL) Gladag Langen Bogan (Galabo) yang berjualan siang hari di kawasan selatan Benteng Vastenburg. Hal tersebut mendapat tanggapan dari kalangan legislatif.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, Sugeng Riyanto mewanti-wanti Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memastikan keberadaan PKL tak berdampak negatif terhadap kawasan cagar budaya itu.
“Kalau memang mau menggunakan kawasan sekitar Benteng Vastenburg, pastikan PKL bersikap tertib,” ujarnya kepada wartawan, Senin (27/3/2017).
Sugeng yang komisinya membidangi penataan perdagangan itu mengatakan, kawasan tersebut merupakan aset negara.
Butuh pengawasan ketat untuk menjaga lahan tersebut tak berubah menjadi kumuh.
“Kalau sekadar memakai lahan saya rasa tak masalah, asal Pemkot serius mengawasi dan PKL memiliki kesadaran ikut menjaga kawasan,” sebutnya.
Disinggung mengenai rencana relokasi itu, Sugeng meyakini Pemkot sudah memiliki pertimbangan matang.
Yakni, mengenai aspek ketertiban umum dan kenyamanan.
Namun, apabila kedua hal tersebut tak terpenuhi, maka langkah relokasi tak akan berdampak apapun.
“Tujuannya kan supaya tidak mematikan pedagang, kita lihat saja nanti apakah bisa terpenuhi,” katanya. 

Sumber : Tribunnews

Monday, March 27, 2017

Presiden PKS Usulkan 3 Nama Kader Untuk Pilgub Jateng

PKS Kota Solo - Meski baru akan digelar pada tahun 2018, peta politik di Jawa Tengah terus menghangat. Terbaru, sepekan usai menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil), Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyodorkan tiga nama kader internalnya di Pemilihan Gubernur Jateng 2018.
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman Ph.D dalam keterangannya di sela agenda Sekolah Kepemimpinan Partai (SKP) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Sabtu (25/3/2017) di Ungaran, Jateng mengatakan pihaknya memprioritaskan tiga kader internal untuk ikut berkompetisi dan memenangkan Pilgub Jateng 2018 mendatang, baik sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur.
“Ada Ketua Komisi I DPR RI Dr Abdul Kharis Al Masyhari, Wakil Ketua Komisi  X DPR RI Drs Abdul Fikri Faqih, MM dan juga ada Wakil Ketua DPRD Jateng Ahmadi SE, kami minta untuk  membangun komunikasi dengan para calon, namun tidak menutup adanya calon lain,”ujarnya.
Secara umum, Sohibul Iman mengatakan bahwa tahapan Pilgub Jateng akan terus diikuti, dan dirinya berharap seluruh kader-kader PKS juga untuk siap menjadi pemimpin di daerahnya masing - masing.
Dikatakan mantan Rektor Universitas Paramadina ini, menjadi kepala daerah merupakan salah satu bentuk pelayanan konkrit yang diberikan PKS untuk masyarakat."Kalau kader PKS bisa menjadi seorang kepala daerah, maka pelayanan untuk masyarakat menjadi sesuatu hal yang mungkin. Sudah banyak yang membuktikan, teman - teman kader yang menjadi kepala daerah memiliki prestasi,”jelasnya.
Dia mengatakan bahwa jika kader yang menjadi kepala daerah maka pintu pengabdian untuk masyarakat terbuka lebih lebar. Oleh karena itu Ia mengajak kader PKS untuk siap menjadi pemimpin di daerah.
Saat ini, ada tiga kader internal PKS yang menjadi Kepala Daerah di Jateng, yakni Muhammad Haris (Wakil Wali Kota Salatiga), Dedy Endriyatno (Wakil Bupati Sragen) dan juga Rohadi Widodo (Wakil Bupati Karanganyar).
Sebagai informasi, tahapan pilgub akan dimulai pada Agustus/September 2017. Pencoblosan dilakukan pada Juni 2018, berbarengan dengan pilkada di tujuh kabupaten/kota, yakni Karanganyar, Temanggung, Banyumas, Kudus, Kabupaten Magelang, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal.
Sesuai UU Nomor 10 Tahun 2016 sebagai Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur/Bupati/ Wali Kota, aturan main pilgub sama dengan Pilkada 2017. Pasangan calon dapat diusung oleh parpol yang memiliki 20 persen kursi di DPRD Jateng atau meraup suara 25% suara sah Pileg DPRD Jateng 2014.
Sumber : PKS Jateng

Friday, March 24, 2017

Pedagang CFD Terlalu Membludak, Aturan Pemkot Dinilai Terlalu Longgar

PKS Kota Solo - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, Sugeng Riyanto, menuding Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta terlalu longgar dalam menerapkan aturan zonasi pedagang di Car Free Day (CFD) Solo.

Lemahnya pengawasan dan penegakan aturan dianggap memicu membengkaknya jumlah pedagang di area bebas kendaraan akhir pekan di Jalan Slamet Riyadi itu.

Dari jumlah pedagang yang berkisar ratusan, kini hampir menyentuh angka ribuan.

"Bagaimana bisa terkontrol kalau pemkot terlalu longgar dan terkesan membiarkan," kata Sugeng kepada wartawan, Rabu (22/3/2017).

Sugeng yang komisinya membidangi pengawasan perdagangan mengatakan, kenyamanan pengunjung CFD terganggu akibat membludaknya pedagang.

Apalagi, jika sampai memanfaatkan badan jalan untuk berjualan. Ia pun khawatir CFD berubah fungsi apabila Pemkot tak melakukan penertiban.

"Hal ini tak bisa ditoleransi," katanya.

Untuk memastikan CFD berlangsung sesuai fungsinya, perlu ada kebijakan Pemkot yang lebih tegas. 

Namun, penertiban tersebut bukan berarti menutup akses pedagang untuk berjualan.

"Kami tak melarang mereka berjualan, namun sebaiknya ditertibkan agar tak mengganggu pengunjung CFD," ucap Sugeng.
Sumber : Tribunnews

DPRD Solo Siap Rapatkan Regulasi Ojek Online

PKS Kota Solo - Kosongnya regulasi yang mengatur soal ojek online di Kota Solo dinilai menjadi salah satu pemicu semakin panasnya polemik ojek online (Gojek) versus angkutan konvensional. Wakil Ketua Komisis III DPRD Solo, Sugeng Riyanto menilai, upaya yang dapat ditempuh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dengan mempertemukan perwakilan masing-masing pihak.
“Problemnya, ketika tidak ada aturan jelas yang mengikat semuanya pasti benturan akan terus terjadi. Makanya mereka harus dipertemukan agar mengisi kekosongan regulasi. Jadi sama-sama bisa jalan kedepan dan bisa sama-sama mencari rezeki di Solo,” jelas Sugeng Riyanto saat ditemui usai Diskusi Publik di Masjid Raya Fatimah, Solo, Rabu (15/3).
Dikatakan dia, DPRD siap diajak membuat regulasi yang bisa mengikat antara angkutan berbasis aplikasi dan non aplikasi. Intinya selagi belum ada regulasi yang mengikat dan pemerintah belum bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Khsusnya kepada para pengemudi ojek online,  konflik akan rawan terjadi.
Monggo, jika nanti aturan itu dituangkan dalam bentuk Perda (Peraturan Daerah). Jika akhirnya Pemkot meluncurkan Perda itu ke DPRD atas asas kemendesakan, segera saja diproses agar bisa dibahas,” tegas dia.
Sementara itu, Kerabat Keraton Surakarta, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Dipokusumo, menanggapi hal tersebut dari segi budaya yang terfokus pada pengguna dan sarana yang ada yang dititik beratkan pada regulasi yang berlaku. Dia menilai konflik tersebut dikarenakan realitas konsekuensi dari otonomi daerah terbagi dalam 3 hal yakni komparatif, kompetitif, dan kooperatif.
“Lha yang paling baik itu model kooperatif. Mungkin permasalahan berbasis ekonomi ini bisa terselesaikan melalui model kooperatifnya,” kata Gusti Dipo.
Salah satu upayanya adalah penguatan di organisasi angkutan konvensional lainnya yang ada di Solo. Agar sebanding dengan angkutan berbasis online yang memiliki jaringan nasional tersebut.
“Dengan begitu, pola memperbaiki struktur keorganisasian ini bisa menjadi salah satu cara untuk penguatan regulasi yang sudah ada atau akan dibentuk,” tandasnya.
Sumber : Timlo

Thursday, March 23, 2017

DPRD Dorong Pemkot Telusuri Piutang Pajak Yang Berpotensi Ditagih

PKS Kota Solo - Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta, Abdul Ghofar Ismail, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menelusuri subjek dan objek piutang pajak yang masih berpotensi tertagih.

Hal itu terkait rencana Pemkot Solo menyusun program penghapusan piutang pajak bumi bangunan (PBB) di Kota Solo.

Dalam program tersebut, akan ada pembagian jenis piutang yakni piutang tertagih maupun tak tertagih. Ghofar meminta pemkot memilah data piutang secara seksama.

“Jangan sampai dimasukkan ke pemutihan jika tetap berpotensi tertagih meski sudah kadaluwarsa lebih dari 5 tahun,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (20/3/2017).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meyakini bahwa masih ada piutang pajak yang bisa terselamatkan.

“Bisa dicek satu persatu,” katanya.

Terkait wacana pembentukan peraturan wali kota (walikota) sebagai dasar penghapusan piutang, Ghofar meminta pemkot agar lebih cermat. Ia mendorong Pemkot untuk berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelum menentukan kebijakan.

“Kalau perwali, payung hukumnya bagaimana? Hal ini cukup sulit, ada baiknya pemkot meminta rekomendasi BPK,” ucapnya.
Sumber : Tribunnews

Piutang PBB Kota Solo 2015 Capai Rp 55 Miliar

PKS Kota Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta berencana memutihkan piutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Solo hingga 2015 sebesar Rp 55 miliar.
Piutang tersebut berasal pajak tak tertagih selama lima tahun. Saat ini, pemkot tengah menyusun program penghapusan PBB.
"Ada miliaran uang pajak yang belum tertagih," ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta, Abdul Ghofar Ismail, kepada wartawan Senin (20/3/2017).
Meski demikian, penghapusan pajak tersebut hanya bersifat administratif. Artinya, penagihan tetap bakal dilakukan.
"Penghapusan hanya di catatan administrasi akuntansi," kata Ghofar.
Ghofar mengungkapkan, piutang muncul seiring peralihan pengelolaan PBB dari pemerintah ke daerah.
Ada sejumlah piutang yang belum tertagih berdasarkan transfer KPP Pratama ke Pemkot. Lantas, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menurunkan rekomendasi soal piutang tersebut.
"Pemkot diminta untuk menginventarisasi objek dan subjek pajak serta nominalnya," kata Ghofar.
Sumber : Tribunnews

Maksimalkan Galabo, Ini Usulan Wakil Ketua DPRD Solo

PKS Kota Solo - Wakil Ketua DPRD Surakarta, Abdul Ghofar Ismail mendorong perbaikan pengelolaan pusat kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo) Solo.
Ghofar mengusulkan pembentukan satu manajemen yang mewadahi pedagang Galabo.
“Lebih baik jadi satu manajemen, kemudian diberlakukan sistem pembayaran satu kasir untuk semua jenis kuliner di selter,” ujarnya kepada wartawan, Senin (20/3/2017).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk ikut mengintervensi pengelolaan Galabo. Intervensi tersebut perlu dilakukan untuk memaksimalkan keberadaan Galago.
Selama ini, Galabo kerap mendapat sorotan masyarakat terkait pelayanan juga kualitas produk. Bahkan, harga kuliner di Galabo dianggap kelewat mahal.
Padahal, sejak awal didirikan Galabo diharapkan menjadi daya tarik wisata Kota Solo.
“Pemkot pun sudah menggelontorkan banyak anggaran untuk keperluan sarana Galabo, seharusnya bisa dioptimalkan,” katanya.
Ghofar pun menilai sudah saatnya ada upaya promosi baru untuk membangkitkan Galabo.
“Misalnya ada promosi New Galabo, sekaligus untuk menghapus pandangan buruk banyak orang tentang Galabo,” katanya.
Sumber : Tribunnews

PKS Kota Solo Sabet 3 Penghargaan Public Relation Award

PKS Kota Solo – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Solo menyabet 3 penghargaan dalam ajang Public Relation Award oleh DPW PKS Jawa Tengah. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap partisipasi komunitas - komunitas kreatif Partai Keadilan Sejahtera di seluruh Jawa Tengah.
Tiga penghargaan yang didapat PKS Solo diantaranya PKS Foto Terproduktif, PKS Art Terproduktif dan Desainer Grafis Terbaik yang diperoleh kader PKS Laweyan Ardhi Murcahya.
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng memberikan 11 penghargaan "Public Relations Award". Penghargaan diberikan secara langsung dihadapan seluruh pengurusDPW  PKS dan DPD PKS se Jateng dalam penutupan Rapat Koordinasi Wilayah 2017 PKS Jateng, Ahad (19/03/2017). Kesebelas penghargaan tersebut adalah :
Penghargaan dari Komunitas PKS Foto
1. PKS Foto Terproduktif : PKS Foto Surakarta ( Berdasar kiriman terbanyak ke redaksi PKS Foto Jawa Tengah)
2. PKS Foto Terfavorit : PKS Foto Salatiga (Berdasarkan jumlah relawan PKS Foto aktif dan produktif di setiap kecamatan)
3. PKS Foto Terfenomenal : PKS Foto Kudus (Berdasar jumlah like n share terbanyak pada postingan foto)
4. Relawan PKS Foto Terbaik : Agung JS PKS Foto Magelang (Berdasarkan Produktifitas Kiriman dan Standar SOP Redaksi PKS Foto Jateng)
Penghargaan dari Komunitas PKS Art (desain grafis)
5. Desainer Grafis Terbaik : Ardhi Murcahya - PKS Art Surakarta (Penilaian berdasarkan akumulasi produktivitas karya dan karya terbaik dari segi konten dan desain.)
6. PKS Art Terbaik Pengembangan Komunitas : PKS Art Semarang (Sedekah Desain) ~ (Penilaian berdasarkan upaya dari komunitas atau DPD tiap daerah dalam pengembangan komunitas. Mereka yang produktif tidak hanya yang ditunjuk mewakili daerahnya, tapi juga membentuk lokal komunal yang mengajak kesadaran berkarya bagi lainnya.)
7. PKS Art Terproduktif : PKS Art Surakarta (Akumulasi jumlah produktifitas konten atau desain yang dihasilkan oleh komunitas atau DPD)
Penghargaan dari Komunitas PKS TV
PKS TV Terproduktif (berdasarkan jumlah produksi konten video di channel masing-masing
8: 1st PKS Semarang 
9. 2nd PKS Kab. Semarang 
10. 3rd PKS Kab.Magelang 
11. PKS TV Terprogresif : PKS TV Tegal (berdasarkan perkembangan kualitas dan kuantitas produksi dalam satuan waktu awal tahun hingga pertengahan maret)
Sumber : PKS Jateng

RSUD Semanggi Solo Akan Dibangun Tanpa Dilengkapi Basemen

PKS Kota Solo - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi Pasar Kliwon yang akan dibangun tahun ini, tak akan dilengkapi lantai basement.
Ketiadaan basemen di bangunan yang direncanakan setinggi enam lantai itu berdasarkan pertimbangan kondisi lahan lokasi proyek.
Lahan lokasi tersebut merupakan bekas rawa. Sehingga berpotensi memunculkan rembesan air dari tanah.
“Terlalu riskan jika menggunakan basement, dikhawatirkan rembesan air sulit diatasi,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Asih Sunjoto Putro kepada wartawan, Minggu (19/3/2017).
Asih yang komisinya bertugas mengawasi bidang layanan kesehatan itu mengatakan, ketiadaan basement memang berimbas pada pengadaan sarana parkir.
Namun, akan ada lokasi alternatif untuk memastikan ruang parkir tetap tersedia.
“Misalnya di lantai 1, atau lahan di sekitarnya bisa dimanfaatkan untuk parkir,” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Terkait pembangunan RSUD itu, tahun ini akan difokuskan pada konstruksi gedung.
Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 25 miliar.
“Rp 10 miliar dari APBD 2017, sisanya akan dicarikan dari kas RSUD Ngipang,” ucap Asih. 
Sumber : Tribunnews

Saturday, March 18, 2017

Pembangunan RSUD Semanggi, Perlu Ada Adendum Antara Pemkot dan DPRD

PKS Kota Solo - Beban APBD Kota Solo bakal bertambah berat setelah biaya pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi dipastikan tidak mengandalkan dana bantuan dari pemerintah pusat.
Padahal terjadi pembengkakan anggaran pada proyek ini. Tak main-main kenaikan biaya ini mencapai 100% lebih, yakni dari semula Rp100 miliar menjadi sekitar Rp200 miliar.
Hal ini terungkap dalam rapat kerja Komisi IV DPRD Solo dengan Dinas Kesehatan Solo, Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD), serta konsultan pembangunan RSUD Semanggi, PT Astha Bawana, di Kantor DPRD Solo, Kamis (16/3).
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto, menekankan perlu adanya penjadwalan ulang terkait admistrasi pembangunan RSUD. Terlebih mega proyek layanan kesehatan ini bakal digarap dalam tiga tahun. Jika hitungan ini belum pasti, maka proyek ini tak bisa segera dilelang.
“Mesti ada adendum antara Pemkot dan DPRD. Misalnya, April bisa selesai administrasi, namun butuh waktu sebulan untuk lelang. Maka dari itu, Juni mendatang baru bisa memulai dibangun. Tak hanya itu, anggaran Rp25 miliar yang direncanakan bisa cair tahun ini juga mesti dicermati agar tak menimbulkan masalah,” jelasnya.
RSUD Semanggi ini menjadi proyek tahun jamak dari 2017 hingga 2019. Mengenai pembiayaan tinggal menunggu kesepakatan antara eksekutif dan legislatif.
Sumber : Solopos

Kebijakan RSUD Di Tiap Kecamatan Perlu Dikaji Ulang

PKS Kota Solo - Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di setiap kecamatan dianggap belum tentu tepat.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Asih Sunjoto Putro kepada wartawan, Kamis (16/3/2017).
Asih mendorong Pemkot untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
Menurutnya, pembangunan bukan hanya didasari kebutuhan layanan kesehatan saja.
Namun, harus melihat faktor lain seperti ketersediaan lahan maupun  kondisi kawasan.
“Tujuannya memang baik, tapi harus dilihat apakah suatu wilayah memiliki lahan yang representatif,” ujarnya.
Asih yang komisinya membidangi penataan layanan kesehatan itu mengatakan, dirinya sulit membayangkan lokasi ideal pembangunan RSUD di Kecamatan Serengan.
“Disana sudah sulit mencari lahan, saya rasa cukup dengan RSUD Semanggi sudah cukup untuk masyarakat Serengan,” sebut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Pemkot, disebut hanya tinggal fokus pada pengadaaan layanan kesehatan di Solo wilayah barat.
“Kalau di Jebres sudah ada RSUD Moewardi, di utara ada RSUD Ngipang, tinggal yang di barat saja,” katanya.
Sumber : Tribunnews

Friday, March 17, 2017

Biaya RSUD Semanggi Membengkak, DPRD Panggil DKK

PKS Kota Solo - Kalangan legislator siap duduk satu meja dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk membahas pembengkakan alokasi anggaran pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi. Kenaikan biaya ini mencapai 100% lebih, yakni dari Rp100 miliar menjadi sekitar Rp217 miliar memunculkan opsi penambahan anggaran pada APBD Perubahan 2017.
Inilah yang bakal jadi topik pembahasan dalam rapat kerja Komisi IV DPRD Solo dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, di Kantor DPRD Solo, Kamis (15/3). DPRD Kota Solo akan meminta penjelasan lebih detail dan komplet mengenai lonjakan biaya proyek RSUD ini.
Sebelumnya, legislator menggedok alokasi anggaran untuk pembangunan rumah sakit ini dengan sistem multiyears berdasarkan penjabaran eksekutif dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).
“Saat pembahasan RKA pada akhir 2016 lalu memang sudah ada pengajuan untuk RSUD Semanggi, tapi kebutuhannya dengan pemerincian Rp100 miliar. Belakangan, angka ini justru membengkak lebih dari 100%. Maka dari itu, kami meminta penjelasan lebih lanjut pada DKK terkait hitungan maupun kebutuhan sebenarnya berapa,” tutur Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto, kepada wartawan, di Kantor DPRD Solo, Rabu (15/3).
Asih membeberkan dalam pengajuan anggaran melalui Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) yang diterjemahkan dalam RKA, kebutuhan untuk proyek RSUD ini hanya Rp100 miliar. Selain itu, ketika itu rencananya RSUD ini bakal berkapasitas 100 unit tempat tidur. Namun jumlah ini bertambah hingga menjadi 200 tempat tidur.
Di samping itu, memang dimungkinkan kekurangan biaya ini diajukan pada APBD Perubahan 2017. Akan tetapi, hal ini mempertimbangkan ada dan tidaknya penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika tidak, maka bisa jadi akan memangkas pos-pos lain.
Dalam artian, jika tak ada kebutuhan mendesak dari organisasi perangkat daerah (OPD). Sejauh ini sesuai mitra kerja Komisi IV, pembangunan RSUD Semanggi yang menjadi prioritas.
“Selain itu, kami juga mesti mengkaji ulang rencana pembangunan RSUD di setiap kecamatan. Apakah dua RSUD yang ada ini sudah cukup belum untuk mengaver layanan kesehatan khususnya bagi warga kelas menengah ke bawah. Misalkan, di Serengan itu wilayahnya sempit dan warganya tidak sebanyak wilayah lain. Solo juga terbantu dengan adanya RSUD dr. Moewardi milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memaparkan penganggaran RSUD Semanggi mulanya hanya berdasarkan dengan kebutuhan dasar. Hal ini berbeda dengan RSUD Ngipang yang hanya berkapasitas 108 tempat tidur dengan tiga lantai. RSUD Semanggi bakal memuat dua kali lipat serta dibangun enam lantai.
“Membangun rumah sakit layanan kesehatan enam lantai ini jelas sangat berbeda dengan membangun gedung. Soal anggaran nanti Pemkot akan membuat kesepakatan dengan legislatif. Sementara untuk tipe rumah sakit nanti menyesuaikan. Terkait Sumber Daya Manusia nanti bisa memperbantukan tenaga medis dari 17 Puskesmas di Solo,” jelasnya (AR)
Sumber : Solopos

DPRD Akan Telusuri Sumber Pembengkakan Proyek RSUD Semanggi

PKS Kota Solo - Komisi IV DPRD Kota Surakarta akan menelusuri sumber pembengkakan anggaran proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Rencananya, legislator akan memanggil Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Asih Sunjoto Putro, kepada wartawan, Rabu (15/3/2017). Asih mengatakan, pihaknya akan mengkonfirmasi ke DKK terkait rencana pengganggaran proyek itu.
"Kami akan mencari tahu pos mana saja yang menimbulkan pembengkakan," ujarnya.
Asih yang komisinya membidangi pengawasan layanan kesehatan mengatakan, pihaknya juga akan membahas alokasi anggaran proyek RSUD. Pihaknya ingin mengetahui potensi ketersediaan anggaran yang ada di Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta.
Seperti diketahui, anggaran pembangunan RSUD membengkak dari Rp 100 miliar menjadi Rp 217 miliar. Jika memang anggaran tersedia kurang mencukupi, maka akan ada langkah yang harus disusun untuk mencari sumber dana lain.
Pengajuan bantuan anggaran terbuka lantaran proyek tersebut bersifat multi years.
“Jika tidak memungkinkan, bisa mengajukan bantuan ke pemerintah pusat,” katanya.
Sumber : Tribunnews

Thursday, March 16, 2017

Jalan Bekas Galian Sanitasi Terpadu Tak Dikembalikan, Legislator Marah

PKS Kota Solo - Kalangan legislator mencecar kontraktor proyek pembuatan sanitasi terpadu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rapat kerja dengan DPRD Solo, di Kantor DPRD Solo, Selasa (14/3).
Legislator mempertanyakan komitmen kontraktor untuk pengembalian kondisi jalan di Solo utara, selatan, dan tengah. Sementara kontraktor mengklaim sudah mengerjakan proyek sesuai spesifi kasi yang ditentukan.
Terkait pengembalian jalan bekas galian, kontraktor menyebut ada kendala keterlambatan distribusi material dan izin dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kemen PU PR karena beberapa ruas jalan berstatus jalan nasional milik pemerintah pusat.
Ada dua rekanan yang mengerjakan proyek ini, yakni PT Saburnaya Surabaya dan PT Rosa Lisca Semarang. Masingmasing proyek ini didampingi konsultan pengawas yakni PT Mettana, PT Maxitech, dan PT Adhistya.
PT Saburnaya bertanggung jawab atas pekerjaan sanitasi terpadu di kawasan Solo tengah. Sedangkan PT Rosa Lisca menggarap zona utara dan selatan. PT Rosa Lisca saat menghubungi Espos, membantah mengerjakan proyek di Jl. Juanda dan menegaskan yang mereka garap adalah pengerjaan sanitasi terpadu di zona utara dan selatan
Anggota Komisi II DPRD Solo, Quatly Abdulkadir Alkatiri, menegaskan dia dan rekan-rekannya yang mewakili Solo utara, tengah, dan selatan, merasakan kerugian dari proses penggarapan ini.
“Kalau soal teknis, kontraktor jelas ahlinya. Tapi, kami tidak terima kalau kota kami rusak seperti ini. Kalau alasan izin dari pusat tidak turun ini juga aneh. Bagaimana bisa izin penggalian tidak langsung disertai pengembalian jalan?” terang Quatly (AR)
Sumber : Solopos

Tuesday, March 14, 2017

Kajian Purnama : Benteng NKRI Dari Penjajahan Sejak Dulu Adalah Umat Islam

PKS Kota Solo - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo menyelenggarakan Kajian Purnama (Kapur) yang digelar di halaman kantor DPC PKS Pasar Kliwon, Ahad (12/3). Acara yang bertemakan Peran Umat Islam dalam Menjaga NKRI itu mendatangkan narasumber Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari dan pemerhati sejarah Islam di Nusantara, Rahmat Abdullah.
 “Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam sejarah penjajah datang ke Indonesia selain membawa misi meraup kekayaan dan kejayaan untuk negaranya, namun mereka juga membawa misi agama juga yang kita kenal dengan Gold, Glory, Gospel. Dan itu bukan Islam, kedatangan Islam menyejahterakan,” katanya.
Maka kalau ditanya siapa yang menjaga terwujudnya NKRI, ya umat Islam itu. Indonesia jika tidak ada peran umat Islam dalam menjaganya, pasti sudah runtuh
Kharis mengatakan, tentara jika mau berangkat perang pasti mendekatkan diri kepada Tuhannya.
“Kalau tentara itu umat Islam dan dekat dengan Allah, yakin bahwa kematiannya membela agama adalah syahid, maka mental tentara tersebut akan semakin kuat,” ungkapnya.
Namun, lanjut Kharis, ancaman terbesar sering tidak disadari adalah ancaman distorsi informasi. Misal kita mendengar seluruh terduga teroris mempunyai jenggot. Maka persepsi yang ada dalam benak masyarakat, berjenggot mempunyai potensi menjadi teroris.
“Ini lebih berbahaya dari perang gerilya. Tentara kita adalah salah satu yang terbaik jika perang gerilya. Namun jika ancaman distorsi informasi, hal ini sulit dicegah karena ancaman ini bahkan dibawa masuk ke rumah kita,” ujarnya.
Sementara itu, Rahmat Abdullah menyampaikan mengenai sejarah kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia. Menurutnya, adanya kerajaan Islam tersebut menjadi benteng nusantara dalam melawan penjajahan asing.
Dalam kegiatan tersebut, peserta juga disuguhi dengan susu segar dan camilan khas Pasar Kliwon. (AR)

Friday, March 10, 2017

E-Retribusi Pasar Di Solo Dinilai Kurang Optimal

PKS Kota Solo — Kalangan legislator mengkritik rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang akan menerapkan program pemungutan retribusi pasar dengan sistem berbasis elektronik (e-retribusi) di empat pasar tradisional (Pasar Tanggul, Pasar Gading, Pasar Mojosongo, dan Pasar Nongko).
Hal ini lantaran e-retribusi yang sudah berjalan di sejumlah pasar dinilai kurang optimal. Dinas Perdagangan sudah memberlakukan sistem ini di empat pasar tradisional, yakni Pasar Gede, Pasar Depok, Pasar Singosaren, dan Pasar Ngudi Rezeki Gilingan, pada Oktober 2016 lalu.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menambahkan pada prinsipnya mendukung penerapan e-retribusi di pasar tradisional ini. Namun demikian, ia menggarisbawahi tiga hal dari hasil evaluasi pemberlakuan sistem tersebut.
“Pertama, terkait regulasi terlebih dulu. Sesuai Peraturan Daerah [Perda] Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, retribusi dalam kurun waktu 1 x 24 jam sudah harus masuk kas daerah. Dengan sistem ini apakah langsung atau masuk dulu ke rekanan perbankan dulu,” tuturnya.
Kedua, soal kesiapan alat. Menurutnya, banyak terjadi di lapangan mesin mendadak error sehingga para pedagang gagal melakukan transaksi. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran bakal tersedotnya saldo yang ada pada kartu e-money karena lebih dari sekali tap pada mesin.
“Ketiga, tingkat pemahaman sert a sosialiasi kepada pedagang terhadap sistem online tersebut,” pungkasnya.
Sumber : Solopos

Wednesday, March 8, 2017

Komisi III DPRD Solo Tak Sepakat THR Sriwedari Tempati Kawasan TSTJ

PKS Kota Solo - Rencana penempatan Taman Hiburan Remaja (THR) Sriwedari ke kawasan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) ditentang kalangan DPRD Kota Surakarta.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, Sugeng Riyanto menegaskan keberadaan THR akan mengganggu fungsi konservasi hewan TSTJ.
"Jangan lupakan fungsi utama TSTJ sebagai konservasi satwa, apakah tepat jika digabung dengan TSTJ yang begitu hingar bingar?," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (4/3/2017).
Sugeng yang komisinya membidangi pengawasan perusahaan daerah itu mengatakan, TSTJ memang menggabungkan unsur rekreasi dan konservasi.
THR pun menawarkan unsur rekreasi tersebut.
Namun, ia khawatir jika hal itu justru membuat hewan koleksi TSTJ menjadi tak nyaman.
"THR pasti akan menimbulkan suara yang cukup keras, tentu hal ini membuat satwa merasa bising," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Ditinjau dari site plan kawasan, TSTJ dinilai sudah cukup memadai dan menjanjikan untuk menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solo.
Hanya, TSTJ masih butuh pembenahan manajemen dan konsep kawasan. Meski begitu, penambahan sarana berupa THR bukan menjadi opsi.
"Tak perlu ditambahi THR, fokus ke konservasinya saja," ucap Sugeng.
 Sumber : Tribunnews

PKS Solo Siapkan Kader Potensial untuk Pemilu Legislatif Mendatang

PKS Kota Solo - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surakarta telah mengantongi sejumlah nama yang bakal dipersiapkan menuju Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.
Mereka adalah kader-kader potensial yang diharapkan mampu mendulang dukungan suara tinggi.
Hal itu dikemukakan Ketua Pemenangan Pilkada DPD PKS Surakarta, Sugeng Riyanto, kepada wartawan di Solo, Sabtu (4/3/2017).
Sugeng mengatakan, meski Pileg 2019 masih cukup lama namun pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan.
"Kami sudah melihat siapa saja kader yang kami anggap berpotensi meraih banyak suara," ujarnya menegaskan.
Para kader tersebut diharapkan mampu memperkuat posisi partai. Termasuk, bersinergi dengan keberadaan anggota legislatif dari PKS yang sudah mempunyai basis suara.
"Paling tidak di setiap daerah pemilihan, ada kader kami di sana," kata  Sugeng, yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta.
Adapun dalam Pileg 2014 lalu, PKS Solo meraih lima kursi legislatif. Sugeng mengatakan, partainya berusaha mempertahankan posisi itu, sembari mengupayakan agar semakin meningkat.
"Target minimal kami tetap mempertahankan lima kursi tersebut, namun kami berharap ada peningkatan di Pileg 2019 nanti," kata Sugeng. (*)
Sumber : Tribunnews

Friday, March 3, 2017

Penerapan Koridor Baru, Dishub Diminta Diskusi Dengan Sopir Angkutan

PKS Kota Solo — Menjelang penerapan layanan angkutan umum perkotaan (angkuta) koridor baru serta operasional 41 angkutan pengumpan (feeder) awal Maret ini, masih ada persoalan yang belum disepakati, di antaranya kebulatan suara dari pengemudi soal jalur koridor baru.
Kalangan legislator meminta berbagai pihak menjalin komunikasi yang intens untuk mencapai titik temu.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menyarankan Dinas Perhubungan (Dishub) terus menjalin komunikasi intens dengan koperasi angkuta, terutama sopir yang bakal paling merasakan dampaknya.
Sesuai hasil pembahasan antara Dishub dengan perwakilan koperasi angkuta Trans Roda Sejati (TRS) dan Bersama Satu Tujuan (BST), sopir angkuta di koridor 13 atau jalur 06 tidak akan melewati Pasar Klewer. Namun para pengemudi angkuta berkukuh ingin melalui jalur ini.
“Dialogkan yang intens dengan para pengemudi karena mereka yang paling terkena imbasnya. Sebenarnya, kuncinya terletak pada grand design manajemen rekayasa lalu lintas dan angkuta,” tutur Sugeng kepada wartawan, Selasa (28/2).
Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) ini menambahkan grand design ini arahnya nanti bagaimana mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum. Cara pertama mesti ditunjang dengan pengadaan kendaraan untuk memenuhi semua koridor.
Kedua, membuat regulasi penunjang. Dalam hal ini karena ketiadaan aturan dari pemerintah pusat tentang pembatasan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor dan usia kendaraan, membuat armada semakin banyak.
“Ini mesti dibarengi sinergi dengan pemerintah daerah [pemda] di sekitar Solo karena koridor-koridor ini nyambung dengan daerah lain. Berbagai kebijakan ini tidak akan efektif apabila hanya diterapkan di Kota Solo,” imbuhnya.
Di sisi lain, sebanyak 21 feeder akan melayani penumpang di koridor 11 dengan dikelola oleh TRS, sedangkan 20 feeder lainnya melewati koridor 13 yang dikelola oleh BST. Koridor 11 merupakan pengembangan dari jalur angkuta 02 yang melayani rute Pasar Klewer-Giriroto (PP).
Sementara koridor 13 merupakan pengembangan dari jalur 06 dengan rute Bundaran Tanjung AnomKadipiro (PP). Setiap koridor akan diisi dengan 30 – 35 angkuta.
Sumber : Solopos

Wednesday, March 1, 2017

Biaya Pembangunan RSUD Silir Membengkak, DPRD Tuding Pemkot Tak Cermat

PKS Kota Solo – Kalangan legislator DPRD Solo menyayangkan pembengkakan biaya pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Silir, Semanggi naik hingga 100%. Hal ini menunjukan kurang matangnya perencanaan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam menghitung anggaran kebutuhan proyek ini
Semula proyek besar ini bakal menelan biaya Rp100 miliar yang dibiayai dari APBD dengan sistem multiyears selama tiga tahun, yakni 2017, 2018, dan 2019. Belakangan, angka itu meroket hingga dua kali lipat menjadi Rp200 miliar. Tahun ini pembangunan rumah sakit tersebut dianggarkan senilai Rp10,163 miliar.
Dana sebanyak itu dipergunakan dengan pemerincian untuk pembangunan RSUD senilai Rp10,019 miliar, analisis dampak lingkungan Rp360,3 juta, dan jasa konsultan pengawas Rp107,85 juta. Sisanya bakal diplot pada APB dua tahun ke depan.
“Pembengkakan anggaran ini menunjukkan betapa tak detailnya perencanaan. Apalagi ini angkanya naik hingga dua kali lipat. Artinya, hitungan kurang cermat,” papar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, Minggu (26/2).
Asih memaparkan perlu pembahasan lebih lanjut terkait ini. Terlebih Pemkot bakal mengajukan revisi kebutuhan anggaran proyek RSUD kepada DPRD Kota Solo. Menurutnya, pembengkakan biaya tersebut berpotensi memangkas alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan lain.
Selain itu, penghitungan ulang seluruh kebutuhan akan dilakukan sehingga akan diketahui apakah kemampuan daerah memungkinkan atau tidak dengan adanya penambahan hingga Rp100 miliar ini.
“Jangan-jangan ini karena adanya revisi detail engineering design [DED] sehingga biaya membengkak. Langkah yang paling pas, barangkali anggaran ini bisa dimintakan ke pemerintah pusat sehingga tidak mengganggu keuangan daerah. Setelah ini kami akan panggil Pemkot untuk mengetahui lebih jelas,” imbuhnya.
Sumber : Solopos