Solo - Anggota DPRD Solo dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Solo yang meliputi Kecamatan Pasar Kliwon dan Serengan, Salim, menyayangkan penggunaan bahan nonhalal pada produk Bakso Remaja Gading.
Dia melihat hal itu akan mengancam eksistensi Solo sebagai kota destinasi wisata kuliner atau keplek ilat. Padahal wisata kuliner merupakan nyawa usaha kuliner di Kota Bengawan.
"Saya menyayangkan terjadi lagi masalah ini. Ini jelas terancam [wisata kuliner]. Masyarakat khususnya yang muslim merasa dikecewakan lagi. Apalagi warung bakso tersebut sudah beroperasi bertahun-tahun," ungkap wakil rakyat dari PKS itu, Senin (3/11/2025).
Salim meminta Pemkot Solo segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. "Secepatnya Pemkot press release, karena sudah viral dan masyarakat resah. Sebab belum lama ini mengulang lagi setelah Ayam Goreng WIduran beberapa bulan lalu," kata dia.
Salim mengusulkan adanya pendataan warung-warung makan dan dilakukan uji laboratorium. "Baik warung pinggir jalan atau UMKM, diuji laboratorium satu per satu, supaya bisa diuruskan apakah halal atau nonhalal. Ini harus dilakukan di seluruh wilayah Solo," harap dia.
Salim menilai tidak menutup kemungkinan ada usaha kuliner lain yang kondisinya sama seperti Warung Bakso Remaja Gading dan Ayam Goreng Widuran. Dengan pendataan secara detail, dia berharap ada kemudahan mengurus sertifikasi halal.
"Nanti tahun 2026 kami dari DPRD ada inisiasi untuk Raperda tentang makanan. Dalam Raperda itu akan kami masukkan klausul sanksi. Apakah nanti juga termasuk penutupan permanen. Karena ini sudah berulang kali, tidak hanya sekali kan," tegas dia.
Diberitakan sebelumnya, Tim Monitoring Unit Usaha Kuliner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surakarta menemukan salah satu usaha kuliner di wilayah Kota Solo menjual produk nonhalal. Temuan itu tercatat dalam kegiatan monitoring rutin yang dilakukan pada Kamis (9/10/2025).
Sumber : Solopos
0 comments:
Post a Comment