Evaluasi Pembelajaran Daring Banyak Negatifnya. Ketua FPKS DPRD Solo Usulkan Pembelajaran Tatap Muka Segera Dilaksanakan.

 


        Rabu, (14/4) Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surakarta. Rapat koordinasi terkait evaluasi pembelajaran tatap muka di Kota Surakarta.

Dari Evaluasi dan inspeksi mendadak (sidak) yang pernah dilakukan Komisi IV DPRD serta laporan kepala sekolah, terdapat temuan yang kurang baik dan menjadi ancaman mengenai masa depan Pendidikan di Indonesia khususnya di Surakarta. Salah satu temuan yang didapatkan dari evaluasi pembelajaran jarak jauh adalah karena anak-anak yang telah lama mengikuti pembelajaran daring, mempengaruhi semangat anak-anak untuk belajar tatap muka. Karena sudah terbiasa sehari-hari dalam pembelajaran daring di rumah tidak mandi, tidak bangun pagi, tidak pakai seragam. Dan ketika dimulai lagi dengan pembelajaran tatap muka dengan kebiasaan baru berangkat pagi kembali ke sekolah, memakai seragam, memakai masker, memakai faceshield menjadi mereka kurang semangat. 

Oleh karena itu, Ketua FPKS DPRD Kota Surakarta yang juga anggota Komisi IV DPRD Kota Surakarta, Asih Sunjoto Putro berpendapat ke depan bagaimana membangkitkan semangat siswa-siswi untuk belajar tatap muka harus segera mendapatkan perhatian dari orang tua, guru sehingga anak-anak menemukan semangat lagi. Karena siswa terbiasa dengan penggunaan Hand Phone (HP). Dampak negatifnya, terdapat efek samping mereka terlena dengan permainan game. Menjadikan mereka lebih tahan lama main game daripada belajar melalui HP. 

"Secara pribadi saya mengusulkan untuk pembelajaran tatap muka harus segera dilanjutkan. Dari pantauan dua-tiga pekan uji coba pembelajaran tatap muka tidak ada laporan ada siswa yang terpapar covid-19. Satu hal yang harus ditekankan, justru setelah kelas 9 SMP yang diujicobakan tatap muka sebaiknya segera dilanjutkan kelas 7 SMP yang harus diujicobakan. Karena siswa kelas 7 SMP selama ini belum pernah ke sekolah bertemu dengan temannya dan gurunya. Hal ini menjadi masalah, ketika mereka harus mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Oleh karena itu, kelas 7 SMP harus didahulukan" ungkap Asih

Menurut Asih evaluasi berikutnya untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), pembelajaran online SD tidak berjalan dengan optimal. Terlebih mengenai penilaian, ketika ada tugas siswa SD yang mengerjakan bukan anak-anaknya. Tetapi justru orang tua yang mengerjakan. 

"Maka ketika berbicara mengenai kualitas berbicara tentang nilai, tidak sebanding yang didapatkan karena tugas dikerjakan oleh orang tua. Belum efek penggunanan HP pada anak-anak, ketergantungan dan sebagainya. Oleh karena itu, kami berharap pembelajaran tatap muka SD harus segera dilaksanakan." tegasnya 



Previous
Next Post »