PKS Kota Solo — Budaya Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di Kota Solo dinilai kian luntur. Padahal Siskamling menjadi garda terakhir ketika sebuah lingkungan menghendaki sebuah keamanan di kawasan mereka. Akibatnya, banyak terjadi kasus kejahatan, mulai dari pencurian dengan pemberatan (Curat), penipuan hingga perampokan.
Makin lunturnya budaya sosial Siskamling ini, dinilai sebagian kalangan merupakan dampak modernisasi yang menuntut seserang kian keras dalam bekerja. Sehingga, waktu interaksi di masyarakat juga makin berkurang. Alhasil, seseorang akan dinilai mementingkan diri sendiri ketimbang lingkungan demi keamanan bersama.
“Saat ini, masyarakat terkadang makin sibuk. Berangkat pagi, pulang malam. Sampai rumah istirahat dan menghabiskan waktu bareng keluarga. Mereka sudah tidak ada waktu lagi untuk berinteraksi melalui budaya Siskamling ini,” terang Wakil Ketua DPRD Solo, Abdul Ghofar Ismail saat berbincang dengan wartawan, baru-baru ini.
Meski menggerus nilai-nilai sosial masyarakat, lanjut Ghofar, namun masyarakat, khususnya di perumahan akhirnya menciptakan sistem keamanan baru dengan sistemcluster. Memang, sistem tersebut dapat mengurangi angka kejahatan, namun interaksi antar masyarakat akhirnya berkurang.
“Lihat saja, di kawasan perumahan dengan sistem cluster. Mereka tidak ribet untuk melakukan Siskamling. Tapi, efeknya terkadang mereka tidak saling kenal satu sama lain,” terang Ghrofar.
Dari segi keamanan, lanjutnya, sistem cluster tersebut memang sangat bagus. Namun, dari segi interaksi masyarakat dan penanaman nilai gotong royong, kebersamaan, cinta kasih antar masyarakat tetap terkandung dalam budaya Siskamling.
Pihaknya berharap, supaya masyarakat di Kota Solo mampu membangung harmonisasi yang ada di kawasan mereka masing-masing. Sehingga, keamanan rumah di tempat mereka sekaligus kebersamaan tetap terjaga utuh dan tidak mudah dimasuki hal yang berbau negatif.
Sumber : Timlo.net
ConversionConversion EmoticonEmoticon